Jumat, 12 September 2008

Kondisi Puspita Mulai Membaik

*Dua Bulan Pasca Kecelakaan

Hari-hari buruk yang dialami mantan pelatih balap sepeda nasional Puspita Mustika Adya mulai menjauh. Pria yang ditunjuk sebagai pelatih balap sepeda Kerajaan Brunei Darussalam itu kini mulai menemukan kesadarannya setelah dirawat di salah satu Rumah Sakit Kerajaan Brunei Darusalam, di Bandar Seribegawan.
Hal ini disampaikan istri Puspita, Desiyanti, Jumat (12/09/08) malam ketika dihubungi di kediamannya. Wanita yang berprofesi sebagai Pramugari Garuda itu mengaku gembira dengan kondisi suaminya pekan terakhir ini. Malahan dialog yang dilakukan baik dengan istrinya, maupun dengan sejumlah koleganya, termasuk dengan pembalapnya berangsur-angsur membaik.
"Pekan lalu saya ke Brunei untuk melihat kondisi terakhir. Alhamdulillah, daya ingatnya mulai kembali. Dia mengingat beberapa nama keluarga kami, teman, dan beberapa persitiwa,"terang Desi, sapaan akrab Desiyanti. Malahan dia diminta untuk membawa wanita kelahiran 46 tahun silam itu mengaku Puspita minta dibawakan sebuah sepeda dari toko United Bike di kawasan Slipi milik Arifin.
Demikian juga saat meminta agar dibawakan minuman isotonik dari kawannya yang bernama, Mulyadi. Sementara minuman isotonik di Brunei berbeda dengan di Indonesia. Hal ini yang membuat pihak keluarga merasa gembira dengan perkembangan Puspita.
Selain daya ingat, kondisi fisiknya juga mulau membaik. Desi menerangkan bila suaminya sudah bisa berjalan, meski tertatih-tatih. Demikian juga dengan komsumsi makan sudah bisa menyantap bubur.
Membaiknya mantan sprinter nasional itu disebabkan semangat untuk sembuh cukup tinggi. "Dokter yang merawat mengaku terkejut dengan perkembangan yang dialami Puspita. Jarang kondisi seperti ini sembuh dalam waktu cepat," tutur Desi menirukan dokter yang merawatnya. Desi sendiri mengaku tidak tahu gejala yang dialami suaminya. Sebab dokter yang merawatnya-pun tidak menjelaskan secara detail akibat kecelakaan yang dialami Puspita.
Untuk memastikan kesehatan Puspita, pihak Rumah Sakit Brunei berencana membawanya ke Singapura. Dia dikirim ke salah satu RS di Singapura, untuk memastikan apakah cairan itu sudah hilang sama sekali atau masih ada. Namun sebelum itu akan di CT Scan ulang, apakah masih ada cairan atau tidak. "Bila sudah tidak ada, tidak perlu dibawa ke Singapura," tandasnya.
Perkembangan yang membaik ini setelah Puspita menjalani operasi pengambilan cairan di kepala. Cairan itu diakui menyebabkan Puspita mengalami kehilangan kesadaran dan sering merasa pusing. Demikian juga dengan pendengarannya mulai membaik. Sebab telinga kanan mengalami memar akibat benturan.
Puspita dirawat di RS Brunei setelah ditabrak saat memimpin latihan anak didiknya, 23 Juli 2008. Dia ditabrak pengemudi BMW saat memimpin latihan. Saat itu Puspita menaiki Motor Gede (Moge) mengawal empat anak didiknya. Peristiwa kecelakaan itu disebabkan si pengemudi mengaku mengantuk. Belakangan direvisi dia meraswa capek. Namun sejumlah saksi menyebutkan bila dia tengah memegang HP. Di negara maju mengemudi sambil memegang HP, baik sekedar mengirim SMS atau telefon sangat dilarang.
Selama dirawat di Brunei, seluruh biaya ditanggung pelaku. Tidak cukup hanya itu, keluarga Puspita mulai dari istri, dua anaknya, dan dua pembantunya juga menjadi tanggungjawab pelaku selama melakukan kunjungan ke Brunei. Selama perjalanan dari dan ke Brunei termasuk urusan passport, biaya menginap dan akomodasi ditanggung pelaku. Terlebih salah satu keluarga kerajaan Brunei meminta agar Puspita dirawat hingga sembuh. Karena dia dipilih untuk memoles timnas Brunei proyeksi SEA Games dan Asian Games. (*)

1 komentar:

wahyu nurdiyanto mengatakan...

semoga mas puspita bisa segera sembuh