Jumat, 26 Desember 2008

PSN Banjir Lamaran

SURABAYA-Prestasi klub balap sepeda Polygon Sweet Nice (PSN) Surabaya dipenghujung tahun ini belum menggembirakan. Namun daya tarik yang dimilikinya membuat banyak pembalap memiliki hasrat untuk bergabung.
Dua punggawa Trek Marcopolo, Sergei Kudentsov (Russia) dan Jai Crawford (Australia) sudah menyatakan keinginannya untuk bergabung. Demikian juga dengan sejumlah pembalap dari Kanada, dan negara-negara pecahan Russia lainnya juga menyatakan minatnya.
Seperti yang disampaikan Direktur PSN, Harijanto Tjondrokusumo bila timnya mulai memiliki daya tarik. Cukup banyak pembalap yang ingin bergabung. "Tidak sebatas Jai Crawford dan Sergei Kudentsov saja. Ada pembalap dari Belanda yang juga mengirim data untuk bergabung," terangnya, Kamis (24/12/2008) malam.
Dari imel yang diterima manajemen PSN, menyebutkan setidaknya dipenhujung kompetisi 2007-2008 lalu cukup banyak imel yang masuk. Pembalap yang melamar ini memiliki alasan yang berbeda. Ada pembalap yang sudah tidak diperpanjang klubnya, dan ada pula yang ingin mencari suasana baru. Namun rata-rata pembalap ingin mencari suasana baru.
Hanya saja manajemen PSN terbentur dengan permintaan gaji yang cukup tinggi. Meski tidak menyebut angka, namun gaji yang disodorkan ke manajemen cukup besar. "Rata-rata gaji yang diminta sama dengan klub sebelumnya, terus terang kami tidak mampu. Tetapi kalau disamakan dengan pembalap PSN lainnya, mungkin masih masuk akal," urainya.
Banyaknya permintaan ini tidak membuat PSN terburu-buru merekrut. Sekalipun pembalap yang melamar itu banyak yang sudah memiliki nama besar, namun PSN masih memertahankan skuad yang ada. Sebut saja Sergei dan Jai merupakan figur yang sudah teruji ketangguhannya. Sergei saat ini bergabung Team Sports Macau dan baru saja menyelesaikan balapan Tour of South China Sea. Dalam balapan itu dia mengukuhkan diri sebagai sprinter dengan poin tertinggi, 61 angka.
Tim yang ditopang perusahaan makanan dan sepeda itu tetap konsen dengan pembalap mudanya. Bahkan tahun depan, PSN memproyeksikan tiga pembalap muda, Alexander Dyadichkin, Jimmy Pranata, dan Christopher Antonius. "Ketiganya perlu penambahan jam terbang, karena masih minim pengalaman," tandasnya. (*)
Read More..

Rabu, 24 Desember 2008

ISSI Mojokerto Gelar Piala Wali Kota

PENGHUJUNG tahun 2008 ini kegiatan olahraga balap sepeda Jawa Timur mulai menggeliat. Ini ditandai dengan menjamurnya rangkaian kejuaraan tingkat daerah hingga internasional. Rangkaian kegiatan setelah PON XVII bulan Juli silam hingga Desember ini, susul menyusul.
Mulai dari ASEAN Cup BMX Cross di Malang bulan Agustus, Kejurda BMX Cross Desember, dan Asian Cycling Championship yang baru saja berakhir. Kini kota Mojokerto berencana menggelar Piala Wali Kota yang dilaksanakan tanggal 28 Desember.
Rilis yang dikirim melalui imel Humas ISSI Surabaya, menyebutkan kegiatan ini bukan agenda tahunan. “Tetapi diharapkan bisa menjadi sarana untuk melahirkan atlet-atlet berbakat balap sepeda, utamanya dikawasan Mojokerto dan sekitarnya,” terang Joan Narotama, Humas ISSI Surabaya yang bertindak sebagai administratur lomba Piala Wali Kota Mojokerto, Rabu (24/12/2008).
Dikatakan Joan sebagai sarana untuk melahirkan atlet berbakat, pada penyelenggaraan ini melombakan semua nomor. Mulai dari pemula, junior, senior bahkan veteran diberi kesempatan tampil di ajang yang kembali digelar stelah terhenti tahun 2005 itu. Nomor yang dilombakan hanya kriterium sepanjang dengan panjang lintasan 1.8 km dengan jarak tempuh yang berbeda.
Nomor MTB putra-putri dan BMX putra untuk kelompok SD hingga SMP melombakan nomor MTB putra-putri dan BMX putra. Sementara untuk kategori pemula open, junior putra-putri, senior dan veteran melombakan nomor road bike. Untuk kelompok pemula SD hanya menempuh satu lap semua kategori, SMP tiga lap semua kategori, dan 12 lap untuk pemula open. Junior 10 lap, junior putra 20 lap, veteran 10 lap, dan senior putra 28 lap dengan tujuh kali intermediate sprint.
Joan menambahkan bila ajang ini juga terbuka bagi peserta dari luar kota Mojokerto. “Penyelenggaraan ini tidak berlaku bagi mantan atlet puslatda, karena nomor yang dilombakan bukan kriterium road race, tetapi road bike. Bahkan atlet puslatcab ISSI Mojokerto saja tidak diperkenanan turun,” urai Joan. Seperti yang diharapkan pihak penyelenggara, ajang ini bukan kompetisi pada umumnya, melainkan ajang pembinaan dan pembibitan atlet.
Dengan melalui kejuaraan balap sepeda Piala Wali Kota ini muncul bibit-bibit baru. Sebagai bukti, Mojokerto berhasil melahirkan atlet nasional Robert Wijaya dan atlet masa depan Jimmy Pranata yang kini bergabung dengan tim Continental asal Surabaya, Polygon Sweet Nice. (*)
Read More..

Minggu, 21 Desember 2008

Indonesia Lewati Target

* Hong Kong-Jepang Berbagi Gelar
ACC

SURABAYA-Kejuaraan Asia BMX Cross ketiga telah selesai. Babak final yang digelar, Minggu (21/12/2008) di lintasan Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Indonesia mampu melewati target yang dibebankan. Tuan rumah merebut satu perak dan satu perunggu atas nama, Toni Syarifudin dan Abuamin dikelompok senior putra.
Dikelompok senior putra, Steven Wong sukses memertahankan gelar yang didapat tahun lalu di Thailand. Sementara kelompok junior putra direbut pembalap Jepang, Sanpei Masahiro disusul, dua pembalap Indonesia Puguh Admandi dan Khoirul Muchib.
Pelatih Indonesia Dadang Haris Purnomo mengungkapkan rasa gembiranya setelah berhasil melewati target, setelah merebut perak dari perunggu yang ditargetkan. “Kita jangan berbicara medali dulu. Yang paling pokok, bagaimana kita tidak kalah dengan Thailand dan Malaysia,” terang pelatih timnas. Dia menambahkan, saat ini Indonesia masih yang terbaik di Asia Tenggara. Tidak tertutup kemungkinan posisi Indonesia berada di urutan 2-3 di Asia.
Dia menolak kalah strategi dengan Steven Wong sejaka babak kualifikasi hingga final. Wong menerapkan strategi, masuk final sambil melihat kekuatan lawan-lawannya. Sehingga dipartai final, semua pembalap berhasil dikalahkan. "Sebetulnya kita hanya kalah pengalaman. Wong juara tahun lalu dan kondisi lapangan sedikit kering yang menguntungkannya. Apalagi dia sudah mengikuti kompetisi di Eropa,” imbuhnya. Soal persiapan yang singkat, Dadang tidak terlalu memermasalahkan.
Steven Wong mengaku senang dengan hasil ini. Setidaknya gelar yang direbut tahun lalu di Thailand tidak dirampas pembalap lain. “Pada babak kualifikasi saya hanya bermain save karena lapangan cukup licin setelah hujan. Hari ini (final) saya berhasil memenangi lomba, karena lintasan soft dan mudah ditaklukkan,” paparnya. Dia mengaku senang, karena strategi yang diterapkan berjalan dengan baik sebelum hingga babak final.
Sehingga dia bisa mengayuh pedalnya dengan kecepatan maksimum. Wong memersiapkan diri hanya tiga minggu sebelum mengikuti 3rd Asia Cycling Championship (ACC). "Itu cukup singkat karena, aku baru saja mengikuti China Championship dan merebut juar asatu. Semestinya ada rest beberapa hari untuk persiapan," tandasnya.
Dikelompok putri, tim negeri Panda cukup dominan selama penyelenggaraan ini berlangsung. Selain tiga pembalap terdepan, China masih menempatkan satu pembalapnya di urutan keempat, Jing Jing. Wang Ying mengaku senang dengan balapan yang memberinya tantangan. “Hari ini merupakan balapan yang menyenangkan, dimana kondisi lintasan sudah kering, sehingga banyak pembalap tidak ragu untuk beradu kecepatan,” urainya. (*)

Hasil Final 3rd BMX Cross ACC

Men elite
1. Steven Wong Hong Kong
2. Toni Syarifudin Indonesia
3. Abuamin Indonesia

Women Elite
1. Wang Ying China
2. Ma Liyun China
3. Xing Yanru China

Men Junior
1. Sanpei Masahiro Jepang
2. Puguh Admandi Indonesia
3. Khoirul Muchib Indonesia
Read More..

Sabtu, 20 Desember 2008

ISSI Janji Perbanyak Kompetisi

SURABAYA-Menjamurnya lintasan BMX Cross di Indonesia diharapkan bisa dijadikan sarana menciptakan kompetisi baru. Seperti yang terjadi di beberapa kota, cukup banyaklintasan BMX yang dibuat. Meski lintasan tersebut diantaranya belum standar UCI atau NBL, namun mampu melahirkan kompetisi baru.
Seperti di kota Malang, Lumajang, Pati, Purwokerto, dan Jogjakarta cukup semarak kompetisi setelah adanya fasilitas. Melalui kompetisi yang tidak resmi, cukup banyak atlet yang lahir dari kompetisi antar kampung ini.
Untuk mengakomodir kompetisi, PB ISSI berencana memerbanyak kejuaraan dengan sistem seri. Seperti yang disampaikan Ketua Harian PB ISSI Sofian Ruzian disela-sela Kejuaraan Asia BMX Cross, Sabtu (20/12/2008) yang menginginkan adanya kompetisi rutin. "Akan kita susun, jadwal kompetisi dengan sistem seri ataupun dengan sistem open. Mungkin diawal tahun akan kita susun program," katanya.
Kompetisi ini tidak lepas dari mulai berdirinya lintasan BMX Cross di Surabaya. Sebelum lintasan BMX Cross di Surabaya ini, Kabupateng Tenggarong, Kalimantan Timur sudah terlebih dahulu membangun untuk pelaksanaan PON. Sayangnya lintasan ini tidak terdengar peunggunaannya untuk kepentingan kompetisi. Sehingga bangunan megah itu terancam sebagai monumen.
Sofian menegaskan tidak ingin fasilitas yang baru dibangun, berubah menjadi monumen. Solusinya, lintasan tersebut harus ada kegiatan. "Dengan menggelar kompetisi berseri, saya jamin bisa melahirkan atlet berkualitas. Masalahnya BMX adalah cabor yang baru saja dilombakan di Olimpiade, sementara penyelenggarannya tergolong murah, tidak seperti nomor jalan raya atu track," imbuhnya.
PB ISSI mengusulkan agar BMX Cross bisa dilombakan pada SEA Games 2009 di Laos. Hanya tuan rumah terbentur dengan anggaran penyelenggaraan. Untuk cabor balap sepeda, kemungkinan hanya melombakan nomor road race dan MTB baik Cross Country maupun Down Hill pada SEA Games mendatang. Sedangkan BMX dan track belum tentu dilombakan, karena tuan rumah belum memiliki fasilitas. Namun untuk kepentingan Asian Games 2010 di Guangzhou kemungkinan sudah dilombakan.
Praktisi balap sepeda lainnya juga setuju kejuaraan BMX Cross diperbanyak. "Sebelum ini banyak kejuaraan tarkam yang tidak terakomodir. Hasil maupun pesertanya belum bisa dipertanggungjawabkan. Bila ditampung dalam sebuah kejuaraan resmi, maka hasilnya juga resmi dan bisa diujadikan kalender tahunan," terang pelatih sepeda ISSI Malang Sugeng Trihartono. (*)
Read More..

China Mendominasi, Indonesia Berpeluang

* ACC

SURABAYA-Dua negara bersaing ketat dalam Kejuaraan Asia BMX Cross 20-21 Desember 2008. Indonesia menempatkan empat pembalap senior putra dan empat junior putra. Sedangkan China menempatkan semua pembalap, baik kelompok senior putri maupun senior putra.
Posisi ini menguntungkan China merebut gelar juara karena, keenam pembalapnya masuk final. Sedangkan tuan rumah tidak menempatkan satu pembalap putri-pun ke partai puncak. Hanya kelompok junior putra yang menyusul seniornya melangkah babak final Minggu (21/12/2008) pagi.
Pelatih timnas Indonesia Dadang Haris Purnomo menegaskan keberhasilan ini sudah maksimal. Masalahnya PB ISSI hanya menargetkan memertahankan kejuaraan Asia tahun lalu di Thailand, dengan merebut perunggu atas nama Nur Warsito. “Kalau sekarang sudah tidak lagi berbicara perunggu. Dengan tidak mendahului kehendak Yang Kuasa, mudah-mudahan kami bisa melewati perunggu, bila melihat hasil kualifikasi,” terang Dadang Sabtu siang.
Strategi yang dijalankan anak didiknya dianggap berjalan baik. Dimana setiap pembalapnya sali
ng bergantian merebut moto, dari tiga moto yang dilombakan. Seperti di grup I, Abuamin dan Toni Syarifudin saling bergantin merebut moto. Sehingga keduanya menduduki peringkat teratas grup I. Abuamin memiliki total tujuh poin, sementara rekannya 8 poin dan berada di urutan ketiga. Peringkat dua dan empat direbut pembalap Hong Kong, Wong Steven (7 poin) dan Alex John Hunter (11).
Di grup II lagi-lagi pembalap Indonesia Nur Warsito mengumpulkan poin 6 dari tiga kali moto. Dua kali dia berhasil merebut heat dan menempatkannya duduk diurutan pertama. Sementara Priyo Susanto berada di urutan ketiga dengan total 8 poin. Sementara peringkat dua dan empat dikuasai China Ren Chao dengan total 6 poin dan peringkat keempat Gong Jianling dengan poin 13.
China cukup dominan dengan menempatkan semua pembalapnya menembus final. Bahkan dikelompok putra, mereka menempatkan strategi, cukup masuk final. “Kita tidak ragu dengan strategi China. Kita juga punya strategi pada partaiu final besok,” aku Dadang.
Pelatih China Niu Hongtao mengaku senang dengan hasil ini. “Balapan ini cukup sulit. Dimana lintasannya berlumpur dan sedikit licin, tapi memberi tantangan bagi pembalap kami,” terangnya. Seperti pembalap Olimpiade-nya, Ma Liyun sedikit kesulitan menaklukkan medan. Padahal dia adalah pembalap terbaik di China saaat ini.
Hongtao menegaskan Liyun sedikit kesulitan menaklukkan medan ini. Itu sebabnya dia hanya berada di urutan kedua dengan total poin 8, dibawah rekannya Wang Ying yang memiliki 4 poin. Sementara di tempat ketiga dan keempat masih dimiliki China, Xing Yanru (9 poin) dan Jing Jing (10). Pembalap putri Indonesia, Fitriyanti Riyanti hanya menduduki posisi kelima dengan 15 poin.
"Saya sangat senang dengan balapan ini. Tidak hanya hasil yang kami capai, tetapi seleksi yang kami lalui membawa hasil. Hampir semua pembalap kami melaju ke final dan kami berharap bisa merebut gelar juara dan itu terbuka lebar," tandasnya. (*)

Hasil Kualifikasi ACC
Senior Putra
Grup I
1. Abuamin Indonesia 7 poin
2. Steven Wong Hong Kong 7
3. Toni Syarifudin Indonesia 8
4. Alex John Hunter Hong Kong 11

Grup II
1. Nur Warsito Indonesia 6
2. Ren Chao China 6
3. Priyo Susanto Indonesia 8
4. Gong Jianliang China 13

Senior Putri
1. Wang Ying China 4
2. Ma Liyun China 8
3. Xing Yanru China 9
4. Jing Jing China 10

Junior Putra
Grup I
1. Puguh Admandi Indonesia 3
2. Sanpei Masahiro Jepang 6
3. A.Marzuki Indonesia 10
4. Jukrapech Wichina Thailand 11

Grup II
1. Surya Adi Pradana Indonesia 4
2. Khoirul Muchib Indonesia 5
3. Jumari Muhamad Elmi Malaysia 10
4. Narong Klinsurai Thailand 11
Read More..

Jumat, 19 Desember 2008

China Bidik Juara

*ACC Dimulai Hari Ini


SURABAYA-Kejuaraan Asia Cycling Championship (ACC) BMX Cross di Surabaya segera dimulai. Sebanyak 32 pembalap dari enam negara, yakni Indonesia, China, Hong Kong, Thailand, Malaysia, dan Jepang akan memulai babak moto pada hari pertama, Sabtu (20/12/2008) di Sirkuit Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
Dari enam negara yang mengikuti ajang ini, China merupakan negara paling serius merebut gelar juara. Enam pembalap yang dibawa, dua atlet putra dan sisanya putri terdapat satu pembalap mantan timnas proyeksi Olimpiade Beijing, Agustus 2008 atas nama Ma Liyun.
Pelatih timnas China Niu Hongtao berambisi bisa memetik hasil terbaik pada kejuaraan Asia ketiga. "Kami memiliki tim yang diambil dari enam kejuaraan nasional. Di antara enam pembalap yang kami bawa, salah satunya mantan skuad olimpiade," terangnya kemarin sore di sesi latihan. Liyun merupakan salah satu tumpuan untuk merebut di kelompok senior putra.
Hongtao menganggap Liyun memiliki pengalaman bertanding di level tinggi. Tetapi dia bukan satu-satunya pembalap yang diharapkan bisa merebut gelar. China masih memiliki lima pembalap lain yang memiliki kans sama.
Sebelum terjun di ajang ini, China menggelar training center selama satu minggu. Terhitung mulai awal Desember hingga menjelang keberangkatan ke Surabaya. Praktis persiapan yang mereka miliki cukup singkat. "Kami memiliki persiapan yang minim setelah kejuaraan nasional terakhir. Mungkin ini persiapan yang paling singkat bagi kami," lanjutnya.
Sebetulnya China bukanlah satu-satunya peserta yang memiliki persiapan minim. Tuan rumah Indonesia lebih mengenaskan, lantaran tidak ada jadwal TC. Meski demikian, China menganggap ruan rumah layak diperhitungkan.
Hari ini merupakan babak moto. Setiap pembalap beradu cepat dengan tujuh pembalap lainnya sebanyak tiga kali. Dari tiga kali percobaan itu, setiap pembalap memiliki poin. "Hanya pembalap dengan poin terkecil yang berhak melaju ke final (perempat final dan semifinal bila jumlahnya banyak)," terang direktur pelaksana Harijanto Tjondrokusumo.
Sementara Chief Commissaire Sondy Samporno mengungkapkan kejuaraan ini merupakan kesempatan bagi pembalap Indonesia. "Cukup dengan mengumpulkan minimal 20 poin sudah bisa mengikuti seri kejuaraan dunia. Ini kesempatan bagi pembalap nasional untuk meraih prestasi," terang Sondi. Semuanya berpulang dari dana yang dimiliki. Karena mengikuti seri kejuaraan dunia, dibutuhkan biaya yang tidak sedikit.(*)
Read More..

Kamis, 18 Desember 2008

Indonesia Bidik Perunggu

* ACC

SURABAYA-Satu hari lagi penyelenggaraan Asia Cycling Championship (ACC) segera digulirkan. Tuan rumah Indonesia tidak ingin menuai hasil buruk dikandang sendiri. Pelatnas Merah-Putih dituntut bisa memersembahkan satu medali perunggu diajang yang berlangsung, 20-21 Desember 2008.
Pelatih pelatnas Dadang Haris Purnomo mengungkapkan target ini sesuai dengan hasil yang diperoleh pelatnas tahun lalu di Thailand. Tahun ini diharapkan prestasi itu minimal bisa diulangi, dan tidak tertutup kemungkinan bisa memerbaikinya.
Dijumpai disela-sela latihan di lintasan BMX Cross Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Kamis (18/12/2008), Dadang mengaku optimis bisa memersembahkan hasil tersebut. "Berdasarkan hasil di ASEAN Cup dan ACC tahun lalu, rasanya realistis bila kita mengambil satu perunggu," ungkap pelatih asal Jogjakarta itu. Tahun lalu di Thailand, Indonesia merebut perunggu atas nama Nur Warsito. Dan tahun ini, kans masih dibebankan di kelompok senior putra.
Untuk tahun ini Dadang tidak menyebut atlet yang dikedepankan. Bukan tidak mungkin atlet yang sama atau justru atlet lain yang bisa meraih prestasi. Mantan sprinter nasional itu menyatakan semua atlet senior putra yang dibawa memiliki basic dan kemampuan yang bagus. Alhasil, semua pembalap senior putra berimbang.
Dengan persiapan yang cukup singkat, Dadang berharap tidak ada masalah dengan target. Sebab PB ISSI tidak menggelar Training Center (TC) jangka panjang. Pemanggilan dilakukan berdasarkan hasil PON XVII di Kalimantan Timur dan ASEAN Cup di Malang Agustus silam.
Indonesia berkekuatan 14 pembalap hasil dari PON XVII dan ASEAN Cup. Dikelompok putra terdapat Nur Warsito (DI Jogjakarta), Abu Amin (Jawa Timur), Priyo Susanto (DKI Jakarta), dan Toni Saefudin (Jawa Tengah). Sedangkan junior putra terdapat Puguh (DKI Jakarta), Surya Saputra (Jatim), A.Marzuki, Choirul Muhibun (keduanya Jateng).
Sementara dikelompok senior putri hanya ada Risa Suseanti (Jawa Barat) dan Ardi Fareza (Banten). di kelompok junior putri terdapat Riska Agustin, Dian Sofiatun (keduanya DI Jogjakarta), Fitrianti Riyanti (Jatim), dan Intan (Jabar). Hanya saja Riza dan Intan saat ini berada di Singapura. "Bila mereka hari ini datang, maka akan kami daftarkan. Tapi kalau tidak, akan kami serahkan ke PB soal kebijakannya," imbuh Dadang. Kabarnya kedua kakak beradik itu tinggal di Singapura bersama orang tuanya. (*)
Read More..

Jumat, 12 Desember 2008

Dimpimpin Commissaire Indonesia

* Asia Cycling Championship

SURABAYA-Pelaksanaan kejuaraan BMX Asia ke tiga terus bergerak. Kali ini salah satu commissaire terbaik tanah air, Sondy Samporno mendapat kesempatan memimpin balapan yang digelar 20-21 Desember 2008 itu. Kebijakan ini diambil Asia Cycling Confederation (ACC) sebagai otoritas sepeda tertinggi di Asia.
Hal ini disampaikan pelaksana kejuaraan BMX Asia Harry Enterprise (HE). Melalui direktur HE, Harijanto Tjondrokusumo mengungkapkan, penunjukkan ini merupakan kesempatan sekaligus kebanggaan bagi Indonesia.
“BMX adalah nomor baru dan wajib dilombakan di setiap Olimpiade. Sehingga belum banyak commissaire yang menguasai bidang ini,” terang Harijanto, Jumat (12/12/2008) sore. Selama ini reputasi Sondy sudah teruji memimpin berbagai balapan. Seperti saat PON XVII di Kalimantan Timur Juli silam, dia juga menjadi Chief Commissaire.
Demikian juga dengan berbagai event di luar negeri, baik road race maupun MTB. Hanya saja untuk BMX ini tahun ini merupakan kesempatan keduanya setelah penyelenggaraan ASEAN Championship di Malang, Agustus lalu. Ketika dikonfirmasi penunjukkan ini dia mengaku senang, sekaligus menjadi tantangan baginya.
“Ini merupakan kesempatan kedua saya sebagai Chief Commissaire. Kebetulan bidang saya memang MTB dan BMX. Namun untuk Chief, baru kali kedua saya jalani,” beber Sondy ketika ditemui kemarin sore. Belum lama ini dia juga ditunjuk sebagai Commissare pada Tour de Indonesia 23 November- 5 Desember lalu, dari Jakarta-Denpasar.
Sebetulnya bukan barang baru bagi pria kelahiran Malang itu bertugas sebagai pemimpin lomba BMX. “Memang beda antara road race, track, dan BMX serta MTB. Regulasinya juga ada perbedaan antara nomor jalan raya dan BMX atau MTB,” imbuhnya.
Sementara jumlah peserta dalam Asia Cycling Championship ini hampir pasti tidak bertambah. Tujuh negara yang sudah konfirmasi sudah mengirim jumlah atlet dan pelatihny. Demikian juga dengan jadwal kedatangan dan keberangkatan sudah dikeluarkan pihak penyelenggara. Hanya saja untuk free practice masih belum dirilis. Masalahnya peserta yang datang antara tanggl 17-19 Desember. Sedangkan pelaksanaan lomba digelar tanggal 20-21 Desember. (*)
Read More..

Kamis, 11 Desember 2008

Tujuh Negara Pastikan Ikut ACC

* Venues Dipelajari Singapura

SURABAYA-Persiapan kejuaraan Asia BMX Cross 20-21 Desember 2008 dipastikan diikuti tujuh negara. Jumlah ini disampaikan tuan rumah pelaksana kejuaraan Asia BMX Cross, Harijanto Tjondrokusumo, Kamis (11/12/2008) sore.
Tujuh negara yang sudah memastikan ikut adalah, Jepang, Malaysia, Thailand, Hong Kong, Korea, China, dan tuan rumah Indonesia. Sementara Singapura datang untuk menyaksikan venues yang akan digunakan kejuaraan.
Harijanto ketika dihubungi kemarin mengatakan bila tujuh negara ini sudah memberikan konfirmasi ke PB ISSI. "Kami mendapat informasi dari PB ISSI nama-nama negara yang hampir pasti ikut. Sebelumnya ada dua negara yang masuk waiting list," papar Harijanto. Sebelumnya Jepang, Taiwan, dan Singpura masuk daftar tunggu.
Jumlah ini diakui masih bisa bertambah. Masalahnya masih ada beberapa negara yang bakal mengikuti ajang ini. Sayangnya Harijanto belum menerima kabar dari PB sebagai otoritas penerimaan registrasi dari peserta ACC. Sementara pihaknya hanya ditunjuk sebagai tuan rumah sekaligus pihak penyelenggara.
"Kalau saja saya tahu. Masalahnya sejauh ini pendaftaran tidak melalui Harry Enterprise, sebagai penyelenggara," urainya. Dia menambahkan menyangkut masalah jumlah peserta dari setiap negara juga dihandle PB ISSI. Sedangkan batas waktu pendaftaran sejauh ini belum dikirim ke pihaknya.
Meski pihaknya belum tahu persis jumlah atlet dari tujuh negara itu, namun dia mengaku bangga sebnagai pengelola lahan. Desain lapangan BMX Cross di kampus Universitas Negeri Surabaya (Unesa) itu dilirik Singapura. Negeri Singa itu berencana membangun komplek olahraga balap sepeda BMX Cross untuk Youth Olympic tahun depan. Terlebih nomor BMX telah menjadi nomor wajib dilaksanakan pada Olimpiade musim panas.
Meskipun venues yang didesain itu belum sepenuhnya selesai, namun Harijanto mengaku puas bila ada pihak negara yang justru belajar. Padahal kami hanya memelajari dari ketentuan UCI dan contoh-contoh dari beberapa negara melalui internet. Bagi kami ini sudah menajdi kebanggaan bisa ditiru orang," tandasnya. (*)
Read More..

Fasilitas Pendukung dan Teknis Perlu Dimaksimalkan

*Dua Minggu Jelang ACC BMX Cross di Surabaya

Venue penyelenggaraan kejuaraan Asia Cycling Championship (ACC) BMX Cross sudah 75 persen selesai. Berdasarkan hasil uji coba pada kejuaraan daerah (kejurda) junior BMX Cross, Minggu (7/12/2008) di kampus Universitas Negeri Surabaya (Unesa) itu sudah sepenuhnya siap digunakan.
Namun ada beberapa fasilitas pendukung yang belum selesai dikerjakan. Seperti pembuangan air, penataan rumput di pinggir lintasan, menguatkan lintasan, pemasangan LCD raksasa, penempatan wartawan dan fotografer, hingga tenaga medis. Masalahnya lintasan ini tidak hanya digunakan sebagai venue ACC saja, tapi dibarengkan dengan Indonesia Open.
"Pada hari ini (kemarin pagi) kami ingin menguji sekaligus melihat apa kekurangan kami sebelum penyelenggaraan ACC. Dengan sisa dua minggu, masih banyak kekurangan yang harus kami benahi, sementara persiapan sudah berjalan 75 persen," terang Direktur Harry Enterprise, Harijanto Tjondrokusumo selaku pihak penyelenggara ACC, 20-21 Desember 2008.
Sebetulnya lintasan BMX Cross pertama di Indonesia itu sudah bisa dimaksimalkan pada kejurda BMX junior kemarin. Faktor cuaca yang menyebabkan finishing belum berjalan dengan baik. Terlebih saat ini adalah musim penghujan, praktis proses finishing diakui lebih memakan waktu. Seperti lintasan super bowl, table top, dan double jump sebetulnya sudah selesai. Namun karena hujan kerap turun, menyebabkan ketinggian sedikit menurun.
Namun penurunan itu tidak berarti banyak, karena masih sesuai dengan standar. "Kalau penyesuaian standar, semuanya sudah sesuai. Memang ada sedikit penurunan karena hujan, namun itu tidak signifikan. Tetapi kami harus bekerja ekstra lagi, agar tidak semakin turun," terangnya sambil menunjuk beberapa lintasan yang menurun akibat gerusan hujan. Demikian juga dengan panjang lintasan sudah sesuai standar UCI, antara 350-400 m.
Di sela-sela lintasan juga cukup banyak genangan air karena pembuangan air buntu. Demikian juga dengan pinggir lintasan belum semuanya ditanami rumput. Adanya rumput ini dimaksudkan agar mengeraskan tanah, sekaligus penahan longsor.
"Nanti akan kita tanami rumput pendek semuanya, termasuk disela-sela lintasan agar lebih kuat. demikian juga masalah teknis lainnya seperti penempatan fotografer, wartawan, dan tenaga medis," imbuhnya. Khusus untuk tenaga medis sangat diperlukan lantaran pada uji coba kemarin jumlahnya cukup sedikit. Saat terjadi kecelakaan, tenaga medis kerap pontang-panting, sementara kejadian tersebar. Sedangkan lintasan masih basah akibat guyuran hujan, dan memilih menghindari genangan. (*)
Read More..

Selasa, 09 Desember 2008

Pesta Milik Iran dan Malaysia

* Tour de Indonesia

SURABAYA-Iran betul-betul tangguh sepanjang pelaksanaan kejuaraan balap sepeda Tour de Indonesia. Negri Para Mullah itu betul-betul menguasai hampir semua nomor yang dilombakan balapan grade 2.2 UCI itu. Mulai dari perorangan, tim hingga juara kategori tanjakan berhasil dikuasai.
Ghader Mizbani menasbihkan dirinya sebagai pembalap tercepat dengan total waktu, 42 jam 08 menit, 09 detik. Disusul rekannya Amir Zargari merebut posisi kedua sekaligus sebagai Raja Tanjakan dengan poin 28. Sementara tim Tabriz Petrochemical menjadi juara tim dengan total waktu, 126.28'34".
Gelar juara sepertinya bisa diprediksi ketika etape ketiga direbut pembalap Iran, Hossein Jahanbanbian. Memang terlalu dini mengatakan saat itu salah satu pembalap Iran akan merebut juara. Terjawablah selepas etape kelima, Semarang-Jogjakarta 143,8 km direbut Ghader Mizbani. Dia langsung memimpin klasemen bersama dua rekannya, Zargari diposisi kedua dan Jahanbanian diketiga.
Posisi ini tidak berubah hingga balapan selesai untuk semua kategori, Jumat (5/12/2008) di Kuta Bali. Seperti prediksi sebelumnya, pembalap Iran cukup bermain save untuk mengamankan tiga predikat tersebut. Sekalipun etape terakhir ini direbut pembalap Kualalumpur Cycling Team Ahmad Felanie Ali dengan waktu, 1.52'12" tidak menggoyahkan klasemen.
"Saya puas dengan balapan Tour Indonesia. Kemenangan ini menjadi awal yang baik bagi kami untuk mengikuti balapan berikutnya," terangnya. Hasil ini juga memberikan poin pertamanya di klasemen UCI sejak memulai musim 2008-2009. Setelah hasil dari Tour of Hainan lalu, dia belum mengumpulkan poin.
Selain Iran, hari yang indah juga dirasakan Malaysia. Selain Felanie Ali, rekannya menyusul ditempat kedua, Wan Mohd Najmee Wan Mohamad terpaut 1". Selain itu salah satu sprinter terbaik Asia, Anuar Manan kukuh sebagai sprinter tercepat berdasarkan poin. Dia merebut Green Jersey dengan total poin, 21 angka disusul Nugroho Kisnanto (BKCC), 15 poin dan Mohd Zamri Saleh (Timnas Malaysia), 14 poin.
Demikian juga dengan dua pembalap Indonesia teratas Endra Wijaya (CCC) dan Hari Fitrianto (PSN) masih kukuh diatas klasemen. Bagi tim Polygon Sweet Nice, hasil ini membaik dibanding 2006. "Hari masuk 5 besar kategori umum, sedangkan tahun 2006 dia tidak masuk 10 besar. Herwin Jaya ada di posisi 30, kini dia bisa menembus 20 besar. Ini peningkatan yang pesat," terang pelatih PSN Sukarman. Bahkan dietape terakhir, Herwin menjadi pembalap tercepat kategori Indonesia setelah menyentuh garis finish di posisi ke-6. (*)
Read More..

Lebih Cerdik, Zainal Rebut Etape XI

* Tour de Indonesia

SURABAYA-Kembali pembalap Malaysia menjadi juara dalam Tour de Indonesia etape ke-11. Lagi-lagi Mohd Nor Risuan Zainal menjadi pembalap tercepat dengan catatan waktu, 2 jam 52 menit, 15 detik setelah menempuh etape Candi Dasa-Denpasar, 135 km, Kamis (4/12/2008).
Ini merupakan kali kedua dia menjadi pembalap tercepat. Sebelumnya pada etape kedelapan kriterium di Surabaya, dia juga menjadi pembalap terdepan setelah memenangi tahapan. Pembalap yang tergabung dengan timnas Malaysia itu menjadi pembalap ketiga yang berhasil merebut dua etepa sepanjang lomba yang dimulai dari Jakarta itu.
Zainal tergolong cerdik dalam menerapkan strategi etape kesebelas. Dia membiarkan Ryan Arihaan (Dodol Picnic) kabur bersama sejumlah pembalap dan menyerang digaris finish. Zainal cukup menempel dari belakang, dan seolah-olah tidak memberikan perlawanan kepada Ryan. Namun di garis depan, Zainal mampu melewati Ryan sekaligus merebut juara keduanya sepanjang balapan ini.
"Itu bagian dari strategi. Saya bisa memanaje, kapan waktunya menyerang dan ada waktu untuk
bertahan. Sebelum garis finish, saya membiarkan dia berada di depan saya dan ada celah yagn saya manfaatkan untuk menyerang," aku Zainal. Sementara Ryan yang berada di posisi kedua terpaut 1". Ditempat ketiga pembalap ISSI Jawa Barat, Nunung Burhanudin terpaut 1'40".
Ryan mendapat hadiah hiburan setelah merebut satu perebutan KOM (King of Mountain) dengan ketinggian hanya 800 m dpl. Itu didapatnya setelah berhasil melepaskan diri dari kawalan pembalap-pembalap lain. Dengan hasil itu Ryan mengemas 8 poin, sedangkan Zainal mendapat 6 poin disusul Irish Valenzuela (Jazzy Sport, Philippines).
Dengan sisa satu etape lagi, hampir pasti gelar juara milik Ghader Mizbani Iranagh. Pembalap asal Iran itu masih kukuh di puncak klasemen sementara GC dengan total waktu 40.15'33" disusul dua rekannya, Amir Zargari 40.17'36" dan Hossein Jahanbanian, 40.18'42". Sementara dua pembalap lokal Endra Wijaya dan Hari Fitrianto posisinya juga tidak tergoyah, diperingkat 4 dan 5. Keduanya juga menjadi pembalap paling depan untuk kategori Indonesia Rider.
Sementara etape keduabelas merupakan acara seremonial belaka. Dimana nomor kriterium 80 km di Legian Kuta, dipastikan tidak akan mengubah hasil klasemen. "Kecuali kecelakaan atau masalah teknis lain, bisa mengubah keadaan. Namun gelar juara rasanya tidak akan jauh dari Iran, baik perorangan maupun perorangan," papar pelatih PSN Sukarman.
Saat ini merupakan momen tepat untuk menutup balapan dengan merebut stage terakhir. Inilah kesempatan bagi pembalap yang belum berhasil meraih gelar stage. Namun kesempatan ini bisa saja buyar, bila para sprinter tidak ingin melewatkan hari indah di Kuta. Tentunya dengan juara stage. (*)
Read More..

Ghader Juarai TdI 2008

* Tour de Indonesia

SURABAYA-Juara Tour de Indonesia 2008 hampir pasti jatuh ke tangan Ghader Mizbani Iranagh. Pembalap Tabriz Petrochemical itu kini semakin meninggalkan pesaingnya. Pada etape penentuan, atau etape ke-10 pembalap Iran itu menjuarai stage dengan waktu, 4 jam, 17 menit 55 detik sepanjang 163 km.
Dia mengungguli raja tanjakan Indonesia, Tonton Susanto (Dodol Picnic) yang terpaut 6 detik. Perseteruan ini merupakan episode lanjutan bagi kedua pembalap yang sama-sama pernah menjadi raja tanjakan Asia ini.
Ghader hampir pasti merengkuh gelar lantaran dia kini leading jauh dengan total waktu, 37.20'47". Disusul dua rekannya, Amir Zargari 37.22'50" dan Hossein Jahanbanian 37.23'56". Praktis untuk menghadapi dua etape berikutnya, Tabriz bermain save untuk mengamankan Yellow Jersey yang dikuasai Ghader sejak etape kelima itu. Terutama dua etape berikutnya kembali menempuh medan flat.
"Hasil ini cukup melegakan, karena jaket kuning masih ada ditangan saya. Saya optimis, rekan-rekan turut membantu saya mengamankan jaket kuning," terangnya. Dua etape kedepan menempuh rute Candi Dasa-Denpasar dan kriterium di Legian Kuta. Praktis dua rekannya Zargari dan Jahanbanian cukup bermain aman dan membantu Mizbani mengamankan jaket kuning hingga usai.
Hanya faktor non teknis yang bisa membuyarkan ambisi Mizbani menggondol gelar. Namun kemungkinan itu kecil terjadi. Bila jaket kuning tetap melekat, dia menjadi pembalap Iran pertama yang merebut dua gelar selama satu tahun berkompetisi di Indonesia. Sebelumnya dia merebut gelar Tour de East Java, April 2008 lalu.
Sementra Tonton Susanto melejit di urutan kedua hanya terpaut 6" dengan Mizbani. Hasil ini memberi bukti kepadanya sebagai raja tanjakan di Indonesia. Pembuktiannya adalah dia merebut tanjakan Hors Category (HC). Diapun berhak mendapat poin 12, sehingga poinnya menjadi 18. Sayang keberhasilan itu belum banyak membantu. Dia hanya naik dua strip dari posisi 9 ke peringkat 7.
"Sepuluh etape yang sudah kami lalui memang berat. Sementara kami tidak lagi utuh, tinggal tiga pembalap," terangnya. Dia mengaku sudah tidak ada harapan mengejar GC. Praktis harapannya merebut stage yang tersisa dua lagi. Bahkan untuk melewati dua pembalap diatasnya, diakui cukup berat.
Saat ini Tonton memiliki total waktu, 37.27'51". Untuk posisi Indonesian Rider dia melesat ke posisi ketiga dibawah Endra Wijaya (CCC) dan Hari Fitrianto (PSN). "Selisihnya terlalu jauh mas, berat kalau mengejar," tandasnya. Meski demikian dia menolak bila dikatakan sudah habis. (*)
Read More..

Projo Mulai Terasah

* Tour de Indonesia

SURABAYA-Sprinter masa depan Indonesia Projo Waseso mulai unjuk gigi. Dua etape berhasil dilalui dengan manis dalam Tour de Indonesia. Pada etape kesembilan, Selasa (2/12/2008) Probolinggo-Banyuwangi, 182 km dia menjadi yang tercepat untuk kategori pembalap Indonesia.
Pembalap asal Jawa Timur yang membela Kutai Kartanegara Cycling Team itu finish diposisi ke-4 dengan catatan waktu 4 jam 34 menit, 51 detik. Dia tertinggal 2" saja dengan pemenang etape Masakazu Ito dari timnas Jepang, yang memiliki catatan waktu, 4.34'49".
Ini merupakan keberhasilan kedua yang diukir Projo. Sebelumnya dia menjadi yang tercepat untuk kategori pembalap Indonesia pada nomor kriterium di Surabaya. Tentu hasil ini pembuktian kelasnya sebagai sprinter yang teruji. Sebab didalam rombongan besar dia menempel ketat salah satu sprinter terbaik di Asia Tenggara, Anuar Manan dari timnas Malaysia, dengan waktu sama.
Hanya saja hasil yang dibukukan itu belum mengubah klasemen sementara. Baik klasemen General Classification (GC) maupun klasemen Pembalap Indonesia. Untuk Yellow Jersey masih dikuasai Ghader Mizbani dengan total waktu 33.03'04". Itu setelah dia finish di posisi ke-37 dengan catatan sama dengan 63 pembalap yang masuk satu rombongan.
Sementara bagi Ito kemenangan ini yang kedua selama Tour de Indonesia. Sebelumnya dia merebut etape ke-4, Purwokerto-Semarang. "Saya senang dengan kemenangan ini pada etape sembilan ini. Ini merupakan kesuksesan saya yang kedua setelah etape empat lalu," terangnya. Dia mengomentari bila kemenangan ini dirasa lebih berat dibanding etape empat. Lantaran hampir seluruh pembalap menempel ketat hingga garis finish.
Pertarungan akan tersaji pada etape kesepuluh yang menempuih jarak 163 km dari Gilimanuk menuju Candi Dasa. Etape ini bisa dikatakan penentuan karena menempuih medan tanjakan setinggi 160 m dpl. Banyak pihak yang memprediksi pembalap Tabriz Petrochemical mengunci gelar juara. Selain itu pembalap Iran dipastikan bertahan dari serangan pembalap-pembalap tuan rumah. Seperti Parno, Endra Wijaya (CCC), Hari Fitrianto (PSN), dan Tonton Susanto (Dodol Picnic).
Pelatih PSN Sukarman mengungkapkan saat ini adalah momen yang tepat untuk mengejar ketinggalan waktu. "Tidak gampang mengejar Iran. Kami sudah tertinggal 3'56" dengan pemimpin lomba di GC. Memang masih memungkinkan untuk mengejar, tapi saya yakin mereka juga akan bermain save," papar Bang Karman sapaannya.
Setidaknya ada empat pembalap Iran yang masuk sepuluh besar GC. Selain Ghader Mizbani, terdapat nama Amir Zagari (Pol Kadot/ raja tanjakan) di posisi kedua, Hossein Jahanbanian posisi ketiga, dan Mehdi Faridi di peringkat keenam. Sementara satu pembalap lainnya Ahad Kazemi tercecer di posisi buncit. (*)
Read More..

Dipasing, Tonton Gagal Menang

* Tour Indonesia

SURABAYA-Nasib pembalap Dodol Garut Picnic, Tonton Susanto tak semulus harapan. Pembalap asal Pengalengan Jawa Barat itu finish di posisi ke-26 dengan catatan waktu, 1 jam 20 menit 51 detik, setelah melewati etape ke delapan nomor kriterium, 60 km di Balaikota Surabaya, Senin (1/12/2008).
Dia tertinggal tiga detik dengan pemenang etape, Mohd Noor Rizuan Zainal dari Malaysia. Penampilan kurang sportif ditunjukkan Tonton saat hampir mendapat passing mobil Chief Commissaire yang dikemudikan Endang Subagyo selama tiga lap. Sementara Endang merupakan manajer tim balap sepeda Dodol Picnic, dimana Tonton bernaung.
Kejadian bermula ketika Tonton melepaskan diri dari rombongan bersama dua pembalap Araya dan Tineli Collosi. Saat itu mobil Chief Commissaire sengaja memerlambat laju dengan harapan bisa dikejar tiga pembalap tersebut.Dengan demikian, ada daya tarik angin dari mobil Chief Commissaire dengan tiga pembalap didepan, atau disebut passing.
Dalam kejadian itu Endang sempat mengayunkan tangan dari luar jendela agar tiga pembalap itu kian mendekat dan menjauhi rombongan kedua. Sejumlah penonton sempat mengabadikan aksi itu melalui kamera. Akibatnya banyak penonton dan sejumlah ofisial yang menyaksikan, langsung memprovokasi rombongan kedua. Tujuannya agar rombongan kedua menangkap rombongan pertama dan melihat langsung aksi tidak sportif itu.
Sayang pengurus PB ISSI tidak memberi komentar, karena meng
aku tidak tahu kejadian tersebut. Sementara didalam manual race, Endang Subagyo bukanlah pilot (sopir mobil Chief Commissaire). "Untuk menjadi pilot dibutuhkan keahlian khusus dan mengerti balap sepeda," terang Chief Commissaire Jalamuddin Mahmood. Namun dia tidak mengomentari tentang tindakan tidak sprotif itu.
Nampaknya provokasi itu berjalan mulus. Sehingga rombongan kedua merapatkan jarak hingga menangkap tiga pembalap terdepan. Seingga Tonton akhirnya hanya finish di posisi-26. Hingga pada akhirnya Zainal berhasil memenangi etape kriterium itu di Surabaya.

Manajer Malaysia Omar Saad mengaku senang dengan kemenangan anak buahnya. "Tiga pembalap kami berhasil menerapkan strategi jitu, dengan menembus garis depan . Mudah-mudahan ini awal yang baik bagi tim kami untuk etape sembilan," terangnya. Selain Zainal, dua pembalap timnas Malaysia yang finis terdepan adalah Anuar Manan (posisi ke-7), dan Mohd Zamri Saleh (16).
Etape kedelapan tidak hanya dimiliki timnas Malaysia. Hari yang indah itu juga dirasakan tim Kutai Kartanegara. Dua pembalapnya, Projo Waseso dan Matnur finish diposisi ke-4 dan 5. Tentu saja keduanya berhak menjadi pembalap Indonesia finish terdepan, disusul Budi Santoso (Benteng Muda Tangerang) dengan waktu sama, 1.20'51".
"Saya senang dengan hasil ini. Balapan memang berat, setelah separo perjalanan seluruh pembalap mencoba saling serang. Namun saya tetap berusaha sabar, menunggu momen," terang Budi Santoso. Hasil ini belum mengubah klasemen perorangan maupun tim. Ghader Mizbani masih kukuh sebagai pemilik Yellow Jersey dengan total waktu, 28.28'13". (*)
Read More..

Papan Tengah Bergolak

* Tour de Indonesia

SURABAYA-Pergolakan klasemen di papan tengah mulai menunjukkan persaingan ketat. Hasil etape ketujuh Tour de Indonesia, Madiun-Surabaya 159,2 km Minggu (30/11/2008) mulai menunjukkan adanya persaingan untuk memerpendek waktu dengan pembalap papan atas.
Pembalap Jazy Sports Beacon Philippines Sherwin Carera berhasil merebut etape ketujuh. Waktu tercepat yang dibukukan adalah 3 jam, 46 menit, 07 detik. Disusul empat pembalap Suhardi Hasan, Wan Mohd Najme Wan Mohamad (keduanya KLCA), Projo Waseso (Kukar Kaltim), dan Tonton Susanto (Dodol Picnic).
Hasil itu membuat posisi Carera naik tiga tingkat ke posisi-15 terpaut 10'28" dengan pimpinan lomba. Sementara Yellow Jersey masih dikuasai Ghader Mizbani dengan total waktu, 27.07'22". Pembalap Tabriz Petrochmical Iran itu menyentuh garis finish di posisi ke-46 tertinggal 12 detik saja dengan pemenang etape. "Saya memang mengincar juara pada etape ini," terang Carera dalam press conference.
Pergolakan lainnya naiknya Tonton satu strip dari peringkat 10 ke posisi 9. Dia menggeser posisi pembalap muda JCC, Rasta Patria. Rio, sapaan Rasta hanya finish di posisi ke-31 tertinggal 12". "Mereka pembalap muda yang belum banyak pengalaman, jadi belum tahu kapan menyerang dan bertahan. ya, mudah-mudahan etape keriterium bisa kami balas," terang pelatih JCC Hendri Setiawan.
Selebihnya di papan atas tidak banyak perubahan posisi. Di peringkat pertama hingga sembilan, selisih waktu sama yang dimiliki pembalap juga tidak berubah. Rata-rata pembalap papan atas masih ingin menjaga aman hingga saat penyerangan dimulai lagi. Masalahnya etape yang menempuh Jawa Timur ini sepenuhnya medan flat. Sedangkan pertempuran baru dimulai di etape sepuluh di Kintamani.
Etape kedelapan akan menempuh kriterium di Balaikota Surabaya dengan jarak 80 km. Banyak pelatih maupun manajer yang menyebut etape ini tidak banyak mengubah hasil klasemen. "Kami rasa, besok hingga selesai di Banyuwangi, semuanya menjaga aman," aku pelatih Polygon Sweet Nice, Sukarman.
Pada nomor kriterium, serangan dilancarkan para sprinter yang akan berebut poin sprint. Kebetulan pembalap Malaysia, Anuar Manan masih kukuh dengan 20 angka yang dikumpulkan selama merebut Intermediate Sprint (IS). Dia unggul dari rekannya, Mohd Zamri Saleh dan Fatahillah Abdullah dari Bintang Kranggan yang sama-sama mengemas 10 poin. (*)
Read More..

Tidak Mengubah Klasemen

*Tour Indonesia

SURABAYA-Satu hari istirahat dari balapan tidak banyak mengubah klasemen. Memasuk etape keenam, Jogjakarta-Madiun kemarin tidak memengaruhi hasil. Setidaknya kemenangan yang diukir pembalap Belanda Wim Spijkerboer yang tergabung dalam tim Kualalumpur Cycling Team merebut etape.
Dia memiliki catatan waktu, 3 jam, 50 menit, 07 detik. Dia masuk bersama lima pembalap lainnnya yang memiliki catatan waktu sama. Mereka adalah Nunung Burhanudin (ISSI Jabar), Robin Manulang (Kukar), Bayu Satrio , dan Andika Rianto (keduanya dari BKCC) yang berselisih dua detik.
Menempuh medan datar sepanjang 170,9 km dari Jogjakarta menuju Madiun tidak banyak memberi tantangan. Kekhawatiran perubahan cuaca tidak begitu berarti. Namun prediksi menjaga posisi klasemen masih kental mewarnai balapan. Sehingga serangan lebih banyak dilakukan pembalap-pembalap yang berupaya memerpendek jarak.
Ini bisa dilihat dari hasil lomba yang sepenuhnya dikuasai pembalap-pembalap rawan. Artinya mereka ingin memerpendek jarak dengan pembakap yang berada di posisi atas klasemen. Seperti Wim sendiri pada etape sebelumnya finish di posisi paling buncit. “Saya senang dengan hasil ini. Sebab, catatan waktu saya tertinggal jauh, sekitar 30 menit dengan yellow jersey,” akunya.
Meski berhasil memenangi lomba, posisinya belum aman. Maklum pemilik Yellow Jersey Ghader Mizbani (Tabriz Petrochemical) masih kukuh di pucuk klasemen. Dia memiliki total waktu 23.21'03”. Demikian juga dengan dua rekannya, Amir Zargari dan Hossein Jahanbanian masih mengamankan posisi rekannya.
Demikian juga dengan para pembalap lokal Endra Wijaya (CCC) dan Hari Fitrianto merupakan dua pembalap muda yang masih bertahan di lima besar klasemen umum. Endra di posisi keempat selisih 1'23” dan Hari di peringkat kelima terpaut 3'14” dengan pemimpin lomba.
Tidak ada perubahan ini disebabkan para pemimpin lomba cuku bermain aman. Minimal mereka masuk finish dan dengan catatan waktu yang relatif aman. Para pembalap papan atas ini cukup finish minimal masuk 20 besar dengan waktu aygn tidak terpaut dengna pemenang etape.
Dari Surabaya, mantan sprinter nasional Herijanto Setiawan menilai hasil Tour de Indonesia 2008 sudah sepantasnya diberikan kepada pembalap muda. Hampir separo perjalanan balapan ini pembalap-pembalap muda mulai bermunculan. “Saat ini sudah waktunya bagi PB ISSI memberi kesempatan kepada pembalap muda, agar kemampuan dan pengalaman mereka lebih terasah,” terang Ateng, sapaannya melalui e-mail.
Selama mengikuti perkembangan TdI 2008, sejumlah pembalap muda mulai unjuk gigi. Dia menyebut tim CCC Solo dengan Endra Wijaya, PSN dengan Hari Fitrianto dan JCC dengan Rasta Patrianya berhasil menembus dominasi pembalap tua. Bahkan mereka masuk dalam jajaran 5 besar pembalap nasional terbaik. (*)
Read More..

Senin, 08 Desember 2008

Etape Lima Dikuasai Iran

* Tour Indonesia

SURABAYA-Raja tanjakan dari Iran mulai unjuk gigi dalam etape kelima Tour de Indonesia. Setidaknya tiga pembalap Tabriz Petrochemical Iran menguasai balapan yang menempuh Semarang-Jogjakarta, 143,8 km yang menempuh medan tanjakan, Kamis (27/11/2008).
Ghader Mizbani menjadi yang tercepat serkaligus menasbihkan diri sebagai raja tanjakan terbaik di Asia. Dia menyentuh finish dengan catatan waktu 4 jam, 1 menit, 45 detik. Disusul dua rekannya Mehdi Faridi terpaut 10" dan Amir Zargari 12".
Hasil ini tentu saja mengantar Tabriz sebagai pemimpin lomba. Dengan tiga pembalap terdepan, tim ini memiliki total waktu12.05'37". Belum lagi posisi kaus kuning kini dirampas Mizbani dengan total waktu 19.29'58", disusul dua rekannya, Zargari berselisih 4" dan Hossain Jahanbanian 1'0". Ketiganya mampu menerapkan strategi sempurna untuk merebut etape penentuan ini.
"Hari ini betul-betul milik Iran. Lima besar posisi finish dikuasai pembalap Tabriz. Hampir lima besar dikuasai pembalap Iran, hanya ada satu pembalap Indonesia yang masuk 4 besar," terang manajer manajer Jakarta Cycling Club, Kamarudin. Bahkan salah satu pembalapnya harus melupakan lomba Heru Febrianta, karena tidak finish.
Satu-satunya pembalap Indonesia yang menembus dominasi Iran hanya Endra Wijaya (CCC). Dia berada di posisi keempat dengan catatan waktu yang sama dengan posisi kelima, Ahad Kazemi Sarai (Tabriz), 4.03'04". Dengan hasil ini pembalap asal Jawa Tengah itu kini berhak mengenakan kaus Merah-Putih, sebagai pembalap Indonesia terbaik.
Dia mengungguli rekannya Parno yang sebelumnya selali menjadi penguasa dan kini terlempar. Total waktu yang dimiliki Endra 19.31'08" atau unggul dari pembalap PSN, Hari Fitrianto yang sebelumnya terpaut dua detik. "Hari tetap di peringkat kedua, karena kemarin dia masuk 10 besar, sedangkan pesaingnya hanya Endra," terang pelatih PSN, Sukarman.
Kacong, sapaan Hari Fitrianto kini terpaut 2'4" dengan Endra. Sementara di posisi ketiga ditempati Ari Pratama (KLCC/ Malaysia), dan Rasta Patria (JCC) diposisi keempat. Sedangkan pembalap gaek Tonton Susanto menyusul di posisi kelima.
Setelah melakoni lima etape, seluruh peserta Tour de Indonesia mendapat rest satu hari di Jogjakarta. Rest ini akan dimanfaatkan dengan baik untuk mengembalikan kondisi pembalap setelah habis-habisan di dua etape tanjakan sebelumnya. Selanjutnya etape keenam diteruskan besok dari Jogjakarta-madiun, 196 km. "Akan kami balas, karena selanjutnya menempuh medan flat," aku pelatih Tinelo Collosi, Dadang Haris Purnomo. (*)
Read More..

Giliran Jepang Rajai Etape IV

* Tour de Indonesia

SURABAYA-Silih berganti juara etape yang dimenangi selama Tour de Indenesia, 23 November-5 Desember. Dari empat etape yang sudah dilalui, tidak satupun pembalap yang berhasil merebut dua etape sekaligus.
Etape keempat, Rabu (26/11/2008) Purwokerto-Semarang, pembalap timnas Jepang Masakazu Ito mencatat waktu tercepat 5 jam 30 menit 34 detik. Disusul Samai (Dodol Picnic), Mohd.Rizuan Zainal (Timnas Malaysia), Fatahillah Abdulah (BKCC), dan Edmund Hollands (Tineli Collosi) yang terpaut 4".
Pada etape keempat kemarin merupakan salah satu rute penentuan, selain etape kelima. Sebab tanjakan yang dilalui juga tidak ringan. Utamanya diwilayah Gombel merupakan medan tanjakan yang berat. Namun pembalap timnas Jepang, Masakazu Ito berhasil mendahului rombongan terdepan dengan kemampuan sprint-nya. Sehingga dia berhasil meninggalkan 60 pembalap dibelakangnya.
Etape keempat ini mencoreng pelaksanaan lomba Tour de Indonesia 2008. Pembalap Dodol Picnic, Samai kena penalti 2 menit menyusul passing yang dilakukan team car Dodol Picnic cukup jauh. Samai sendiri menanggapi dingin penalti tersebut. "Saya belum tahu kalau ada penalti," terangnya sambil buru-buru menutup telefon. Penalti ini tidak hanya karena passing, namun dia tertangkap berpegangan team car.
Bahkan sejumlah Team Manager menolak melanjutkan balapan bila tidak ada hukuman terhadap Samai. "Kami sudah sampaikan kepada Panel Commissare tentang ancaman ini. Untungnya pihak penyelenggara dan Panel Commissaire tanggap dengan keluhan kami," terang salah satu pelatih yang menolak disebut.
Kabar buruk lainnya kali ini menerpa satu-satunya tim Continental di Indonesia, Polygon Sweet Nice (PSN). Klub asal Surabaya itu kini tinggal dua pembalap saja. Juara etape pertama Timofeev Artemiy gagal finish di etape keempat ini. Kini PSN menyisakan dua pembalap, Hari Fitrianto dan Herwin Jaya. "Dua etape ini memang berat, kami bertarung dengan kondisi minim, ditambah satu pembalap kami tidak finish," terang pelatih PSN, Sukarman.
Pembalap Tabriz Petrochemical Iran Hossain Jahanbanian, masih kukuh sebagai pemilik Yellow Jersey dengan total waktu15.27'44", disusul Ito 15.28'06". sedangkan Amir Zargari (Tabriz) memiliki total waktu 15.28'11". Di klasemen nasional, Hari posisi Hari Fitrianto (PSN) menyodok ke tempat kedua dengan catatan waktu, 15.28'18". Dia kalah dari Parno (CCC) unggul 6" dari Hari. Ditempat ketiga dikuasai pembalap JCC Rasta Patria, terpaut 8" dengan Parno. (*)
Read More..

Etape Tiga Milik Iran

* Tour de Indonesia

SURABAYA-Tiga etape yang sudah dilakoni selama Tour de Indonesia selalu menghasilkan juara berbeda. Hal ini yang menyebabkan kepemilikan Yellow Jersey selalu berganti selama tiga etape. Pada etape ketiga, dari Cirebon-Purwokerto, 187,7 km, Rabu (25/11/2008) dimenangi pembalap yang berbeda.
Sesuai prediksi pembalap Iran, Hossain Jahanbanian yang tergabung dalam tim Tabriz Petrochemical menjadi yang tercepat. Dia membukukan waktu tercepat, 4 jam, 56 menit, 58 detik, dan langsung menempatkan diri sebagai pemilik Yellow Jersey, dengan total waktu 9.27'06".
Setiap etape yang dilalui selalu menyuguhkan hasil yang berbeda. Hal ini menunjukkan tingkat kompetensi Tour de Indonesia cukup ketat. Terlepas belum teraturnya pelaksanaan lomba dan minimnya koordinasi, balapan grade 2,2 ini masih menjanjikan. Bahkan kali ini pemenang etape ketiga yang menempuh tanjakan dimenangi pembalap yang berbeda.
Bukannya Ghader Mizbani atau Azad Kazemi yang selama ini menjadi salah satu raja tanjakan terbaik Asia. Melainkan rekannya, Jahanbanian yang menang adu sprint dengan 14 pembalap beberapa meter jelang finish. Termasuk rekannya Amir Zargari, 4.57'11" yang berada di urutan kedua. Disusul pemimpin klasemen sementara pembalap nasional terbaik, Parno (CCC), Tonton Susanto (Dodol Garut Picnic), dan Rasta Patria (Jakarta Cycling Club) dengan waktu sama.
"Rasta berhasil kabur bersama dua pembalap Iran dengan gap mencapai 5'39". Sayang beberapa meter dia tertangkap rombongan, diantaranya ada Tonton dan Parno," terang pelatih JCC Hendri Setiawan. Selain Rio, sapaan Rasta Patria, terdapat dua pembalap JCC yang masuk rombongan depan. Mereka adalah Adi Wibowo dan Edi Keling.
Otomatis posisi di klasemen sementara JCC naik peringkat. "Sayang kami baru memperoleh klasemen umum itu beberapa jam sebelum start. Bukannya malam ini (kemarin malam). Jadi belum bisa ngomong banyak soal klasemen," aku mantan sprinter nasional itu.
Dengan hasil ini Yellow Jersey (jaket kuning) berganti pemilik. Semula jaket kuning dikuasai Brad Hall kini dikuasai Jahanbanian. Pembalap Iran itu memiliki total waktu, 9.57'6". Sementara Parno ditempat kedua dengan selisih 28", dan Amir ditempat ketiga terpaut 30" dengan Jahanbanian. Perubahan ini tidak hanya klasemen jaket kuning. Pembalap nasional kembali dikuasai Parno disusul Rio dan tempat ketiga Endra Wijaya dengan catatan waktu sama 9.57'42".
Sementara etape keempat bakal melewati jarak 221 km dari Purwokerto-Semarang. Pada rute ini kembali menempuh medan tanjakan, dan rolling beberapa meter menjelang finish.Namun medannya tidak sesulit etape sebelumnya. Namun dipastikan masih memberi tantangan. (*)
Read More..

Brad Hall Rampas Yellow Jersey

* Tour de Indonesia

SURABAYA-Pembalap asal Australia yang tergabung Tineli Collosi, Brad Hall akhirnya merebut Yellow Jersey pada etape kedua Tour de Indonesia. Pada etape kedua yang menempuh jarak 143 km dari Bandung menuju Cirebon, Senin (24/11/2008), dengan catatan waktu, 3 jam 7 menit.
Dalam etape kedua, dia berhasil mengungguli enam pembalap lain yang berada di garis depan. termasuk duo Philippino yang tergabung Jazy Sports Beacon Philippines, Arnel Quirimit dan Merculio Ramos. Sementara pembalap Benteng Muda, Kurniawan menjadi pembala Indonesia terdepan pada stage kedua ini.
Keberhasilan ini menjadikan Hall merampas Yellow Jersey yang dimiliki pembalap Polygon Sweet Nice (PSN), Timofeev Artemiy. Hall mengoleksi total waktu 5.00'02", sedangkan tempat kedua diduduki Arnell dengan selisih 13" saja dengan pemimpin lomba. Sementara pemilik Yellow Jersey sebelumnya, Timofeev Artemiy harus terlampar dari lima besar. Pembalap asal Russia itu menduduki posisi ke-8, karena hanya finish di peringkat ke-32.
Pelatih Tineli Collosi Dadang Haris mengungkapkan rasa syukurnya setelah pembalapnya berhasil menang adu sprint. "Ini merupakan kesuksesan yang patut saya syukuri, karena sejak awal dia (Hall) saya gadang-gadang bisa bertarung di medan flat," terang mantan pelatih PON XVII Jogjakarta itu. Maklum pada etape pertama yang melombakan nomor kriterium, Hall hanya kalah posisi dari Artemiy dengan catatan waktu yang sama.
Pada etape ketiga akan menempuh jarak 187,7 km dari Cirebon Purwokerto. Pada etape ini mulai memberi tantangan medan tanjakan setinggi 900 m dpl. Bila melihat profile stage, tantangan memang tidak terlalu berat, tapi bisa merontokkan pembalap. Masalahnya tanjakan hanya ditempuh dengan jarak 15 km, dengan ketinggian 900 m dpl.
Hal yang paling diwaspadai adalah pembalap-pembalap Iran. Dari tim ini terdapat dua climber handal, sekelas Ghader Mizbani dan Ahad Kazemi Sarai. Sementara "tukang tariknya" Amir Zargari yang juga tangguh baik sebagai sprinter maupun climber. "Saat ini yang paling diwaspadai adalah pembalap Iran. Mereka cukup tangguh di medan tanjakan dan sudah teruji betul," lanjut Dadang Haris.
Demikian juga dengan pelatih PSN Sukarman. Dia setuju dengan uraian Dadang yang menyebut pembalap Iran layak diwaspadai. "Ini kelasnya pembalap Iran. Kita ikuti mereka kemanapun pergi. Jangan sampai lengah seperti etape kedua," lanjut Bang Karman, sapaannya. Pada etape kedua "penariknya" Herwin Jaya dan Hari Fitrianto sudah kalah start dirombongan terdepan 5 km jelang finish. Sedangkan Artem terlambat muncul. (*)
Read More..

Minggu, 23 November 2008

Artem Rebut Yellow Jersey

* Tour de Indonesia

JAKARTA-Pembalap Polygon Sweet Nice (PSN) Surabaya Timofeev Artemiy berhasil menujukkan kelasnya sebagai sprinter tangguh. Pembalap asal Russia itu membukukan waktu tercepat 1 jam 53 menit 18 detik, setelah menyelesaikan jarak 80 km nomor kriterium, Mingu (23/11/2008) di Jakarta.
Pembalap berusia 22 tahun itu melompat untuk melewati ratusan pembalap yang masuk di garis depan dengan catatan yang sama. Keberhasilan ini mengantarnya meraih Yellow Jersey. Sementara di tempat kedua dan ketiga diduduki Brad Hall dari Australia dan Parno (CCC).
Ini merupakan raihan pertamanya merebut stage sejak direkrut PSN dipenghujung tahun 2006. Selain itu, pembalap yang akrab disapa Artem itu menunjukkan kelasnya sebagai sprinter. Maklum selama 8 etape mengikuti Tour of Hainan dia menempatkan diri di posisi kelima etape keenam. Itu merupakan raihan tertingginya di balapan grade 2.1 yang diukir pekan lalu di pulau Hainan.
Pelatih PSN Sukarman menegaskan keberhasilan pembalapnya merebut etape pertama tak lepas dari kerja tim. “Terus terang hari ini sangat indah, karena kerja tim kami berjalan dengan baik. Ketiga pembalap lainnya, bisa menempatkan Artem sebagai pemenang stage,” urai pelatih yang akrab disapa Bang Karman itu.
Ketiga pembalap PSN lainya yang ikut andil mengantar Artem adalah Hari Fitrianto, Herwin Jaya, dan Antonius Christopher. Ketiganya cukup efektif membuka ruang bagi Artem untuk adu sprint dengan puluhan sprinter yang menerapkan strategi sama. “Saya pikir, Artem mulai matang, setelah dua pekan berada di China,” paparnya.
Untuk mengamankan jaket kuning yang disandang Artem, Bang Karman mengsintruksikan seluruh komponen tim agar bekerja sama. Masalahnya pada etape kedua hari ini lebih menantang karena menempuh jarak lebih jauh. Etape kedua hari ini menempuh melalui Bandung-Cirebon, 143 km. Tantangan lain adalah tanjakan yang dilalui pada etape kedua hari ini.
“Memang ada tanjakan, tapi tidak terlalu tinggi, dan bukan berarti kami menganggap remeh. Pasti kami meminta pembalap lain ikut membantu perjuangan Artem mengamankan jaket kuning,” tandas anggota Marinir itu. Sayang PSN harus kehilangan salah satu pembalapnya. Antonius Christopher tidak bisa meneruskan lomba kendati berhasil finish. Mahasiswa UK Petra Surabaya itu harus meninggalkan balapan karena harus mengikuti ujian. (*)
Read More..

Hasil Terbaik PSN

Tour of Hainan

SANYA-Akhir dari perjuangan Polygon Sweet Nice (PSN) Surabaya selama mengikuti Tour of Hainan gagal mengulang hasil tahun lalu. Menempuh delapan etape dan satu prologue, posisi PSN tidak beranjak dari peringkat ke-17 sejak direbut pada etape ketujuh, Selasa (18/11) dengan total waktu, 91 jam 03 menit dan 01 detik.
Hasil ini mengalami penurunan dibanding tahun lalu yang mampu menduduki peringkat ke-5 klasemen umum. Mereka hanya tertinggal 17 menit 21 detik dari pemanang pemimpin lomba, Nippo Meitan Hompo Corp.Jepang dengan total waktu, 80.06’38”.
“Memang komposisi yang kami bawa tahun ini tergolonjg darurat. Setidaknya ada tiga pembalap yang tida bisa turun, karena berbagai masalah,” aku Direktur PSN, Harijanto Tjondrokusumo. Tiga pembalap yang absen Yevgeniy Yakovlev harus menunggui orangtuanya yang sakit keras, Vyacheslav Dyadichkin terhambat masalah visa, dan pembalap barunya, Roman Ziyentayev cedera pasca ikut kejuaraan MTB di negaranya.
Mau tidak mau PSN hanya menurunkan empat pembalap, sementara satu pembalapnya tergolong baru. Empat pembalap itu adalah Hari Fitrianto, Herwin Jaya, dan Timofeev Artemiy. Satu pembalap baru adalah Christopher Antonius, yang turun hanya tiga etape.
Hasil ini sudah dianggap cukup baik, dengan komposisi yang ada. Apalagi lawan yang turun tahun ini dianggap jauh lebih berat dibanding tahun lalu. Apalagi kekuatan PSN cukup minim dengan persiapan yang tidak maksimal pula. “Saya tidak mencari alasan, tapi, kondisinya memang demikian. Bahkan beberapa tim Eropa memiliki pembalap yang pernah terjun di ajang professional,” imbuhnya.
Hasil etape ketujuh dari Wuzhishan-Sanya, 102 km, menempatkan dua pembalap PSN, Timofeev Artemiy dan Herwin Jaya dirombongan terdepan. Keduanya finish di posisi ke-16 atau masuk bersama rombongan pemenang etape Boris Sphilevskiy dari Rusia dengan catatan waktu, 2.11’54”. Sementara Hari Fitrianto masuk di posisi ke-81 dengan catatan waktu, 2.12’31”.
“Hasil ini suda kami anggap bagus dengan komposisi yang ada. Tahun depan kami akan datang dengan kekuatan lebih baik dan membalas hasil buruk tahun ini,” tegasnya. Terlebih diawal tahun 2009, kekuatan PSN akan bertambah. Kabarnya mereka mendapat satu pembalap muda dari Kazakhstan. Demikian juga dengan sejumlah lamaran dari pembalap yang sampai ini belum diputuskan manajemen. (*)

Hasil etape delapan
1. Boris Sphilevskiy, Rusia 2.11’54”
2. Charles Huff, JBC + 0
3. Takashi Miyazawa, EQA + 0
4. (peringkat ke-16) Timofeev Artemiy, PSN + 0
5. (44) Herwin Jaya, PSN + 0
6. (81) Hari Fitrianto, PSN 2.12’31”

Klasemen GC
1. Boris SPhilevskiy, Rusia 29.57’04’
2. David Mc Cann, Giant 29.58’18”
3. (57) Herwin Jaya, PSN 30.18’52”
4. (59) Hari Fitrianto, PSN 30.19’07”
5. (70) Timofeev Artemiy, PSN 30.52’02”

Klasemen tim
1. Polandia 89.56’24”
2. Kazakhstan 89.56’57”
3. Giant Asia 89.59’36”
4. (17) PSN 91.03”01”
5. (18) Taiwan 91.08”56”
6. (19) Malaysia 91.33”59”
7. (20) Cosmote Kastro 91.36’36”

Klasemen Asia
1. Dmitriy Gruzdev, Kazakhstan 29.58’36”
2. Amir Zargari, TPT 29.59’03”
3. Yevgeniy Sladkov, Kazakhstan 29.59’07”
4. (22) Herwin Jaya, PSN 30.18’52”
5. (23) Hari Fitrianto, PSN 30.19’07”
Read More..

Bidik Stage Terakhir

Tour of Hainan

WUZHISAN-Hasil positif yang dituai Polygon Sweet Nice (PSN) Surabaya pada etape keenam masih berlanjut. Meski hasil finish pada etape ketujuh, Selasa (18/11) Changjiang-Wuzhishan 210,6 km hanya Hari Fitrianto yang masuk 20 besar.
Namun peringkat PSN di klasemen umum memerbaiki waktu. Saat ini PSN duduk di peringkat 17 dengan total waktu 84.26’42”. Demikian juga dengan hasil klasemen individu, posisi tiga pembalap PSN semuanya naik peringkat.
Naiknya posisi PSN ini disebabkan banyaknya pembalap Taiwan yang tertinggal jauh dari pemenang lomba. Sementara Taiwan adalah pesaing terdekat PSN sebelum etape ketujuh dimulai. “Memang pembalap kami menyelesaikan balapan tidak sebaik etape enam, namun hasil yang kami capai hari ini suda lumayan," papar Direktur PSN Harijanto Tjondrokusumo.
Pada etape ketujuh kemarin lagi-lagi pembalap asal Rusia Boris Sphilevskiy merebut etape. Dia mencatat waktu tercepat, 5.17’33” setelah menang adu sprint dengan 30 pembalap. Sementara Hari Fitrianto masuk di peringkat ke-19 tertinggal 20 detik saja. Herwin Jaya finish ke-33, tertinggal 1’33”, Timofeev Artemiy berada di posisi ke-68, selisih 3’04” dengan Boris.
Meski posisi finish tidak sebaik etape enam, seluruh pembalap PSN bisa memerbaiki peringkat. Herwin kini berada di posisi ke-56 dari posisi ke-72 dengan total waktu 28.06’36”. Herwin naik 10 tingkat ke peringkat 69 dengan total waktu, 28.06’58”. pembalap PSN asal Russia, Artemiy naik tujuh tingkat ke posisi 71 dengan total waktu 28.13’08”.
“Rasanya sulit bagi seluruh pembalap mengejar pemilik Yellow Jersey, demikian juga dengan PSN. Namun kami berupaya memerbaiki posisi,” imbuh Harijanto. Saat ini Yellow Jersey masih dikuasai Boris Sphilevskiy dengan total waktu, 27.45’20”. Sementara untuk pembalap Asia jgua masih dipegang pembalap Kazakhstan Dmitriy Gruzdev dengan total waktu 27.46’42”.
Pada etape tearkhir, akan ditempuh jarak pendek dari Wuzhishan menuju Sanya, 102,4 km. “Ini merupakan pendek, dan harus kami manfaatkan dengan baik,” tandas Harijanto. Pada etape terakhir ini masih menyuguhkan dua tanjakan, dimana keduanya kategori tiga dan hanya 100 m dpl. Namun 70 km menjelang finish medan menyuguhkan medan rolling-rolling yang makin menurun. Sementara 3 km jelang finish medan flat dan dipastikan menjadi serangan terakhir bagi seluruh pembalap untuk menaklukkan etape terakhir. (*)

Hasil etape tujuh
1. Brosi Sphilevskiy, Rusia 5.17’33”
2. Peter Herzig, Panasonic 5.17’33”
3. David Mc Cann, Giant 5.17’39”
4. (peringkat ke-19) Hari Fitrianto, PSN 5.17’53”
5. (33) Herwin Jaya, PSN 5.19’06”
6. (68) Timofeev Artemiy, PSN 5.20’37”

Klasemen GC
1. Boris Sphilevskiy, Rusia 27.45’20”
2. David Mc Cann, Giant 27.46’25”
3. (56) Hari Fitrianto, PSN 28.06’36”
4. (59) Herwin Jaya, PSN 28.06’58”
5. (71) Timofeev Artemiy, PSN 28.13’08”

Klasemen Tim
1. Polandia 83.20’42”
2. Kazakhstan 83.21’15”
3. Giant Asia 83.23’54”
4. (17) PSN 84.26’42”
5. (18) Taiwan 8432’37”

Klasemen Point
1. Boris Sphilevskiy, Rusia 97
2. Stefan Loffler, Giant 47
3. Charles Huff, JBC 38

Klasemen KOM
1. Valentin Iglinskiy, Kazakhstan 9
2. Jacek Morajko, Polandia 8
3. Ghader Mizbani, Tabriz Petrochemical 8
Read More..

PSN Perbaiki Peringkat

* Tour of Hainan


CHANGJIANG-Perjuangan Polygon Sweet Nice (PSN) Surabaya memerbaiki peringkat membawa hasil. Keberhasilan menaklukkan etape keenam, Senin (17/11) Danzhao-Changjiang, 135,5 km yang melalui tiga tanjakan berbuah manis.
Salah satu sprinter PSN, Timofeev Artemiy berhasil masuk finish di posisi keenam, dengan catatan waktu 3 jam, 04 menit, 57 detik. Pembalap asal Russia itu hanya kalah posisi dengan pemenang etape, Boris Sphilevskiy juga dari Rusia, dan mengantarnya meriah Yellow Jersey dengan total waktu 22.27’57”
“Hasil ini merupakan kerja tim. Keberhasilan Artemiy menembus peringkat keenam tak lepas kerja tim,” urai Direktur PSN Harijanto Tjondrokusumo. Dua pembalap yang membantu Artem, sapaan Timofeev Artemiy adalah Hari Fitrianto dan Herwin Jaya. Keduanya bisa membawa Artem melewati tiga tanjakan pada etape keenam. Padahal Artem bukanlah climber, melainkan sprinter.
Tanjakan dietape keenam kemarin merontokkan sejumlah pembalap. Tanda-tanda rombongan pecah terjadi di tanjakan pertama kilometer 32,2 (kategori 3). Setelah itu jalan menurun tajam dan berliku-liku dan menanjak lagi di kilometer 40,2 sebelum ditutup di tanjakan ketiga di kilometer 63,5 (keduanya kategori 2), semakin merontokkan pembalap.
Dengan hasil ini PSN melompat dari peringkat 19 klasemen umum naik dua strip dengan total waktu, 68.29’06”. Demikian juga dengan hasil perorangan menaikkan posisi pembalapnya. Herwin naik Sembilan tingkat dari posisi ke-70 dengan total waktu, 22.47’52”. Sedangkan Hari Fitrianto naik 16 tingkat dari posisi 88 ke 72, dengan catatan waktu 22.48’43”. Artem naik 19 tingkat dari posisi 97 ke 78 yang memiliki total waktu, 22.52’31”.
Untuk kategori Asia, Herwin naik dua tingkat dari posisi 27 ke 25, sedangkan Hari Fitrianto naik tujuh posisi dari 38 ke 31. Untuk kategori pembalap Asia masih dikuasai pembalap asal Kazakhstan, Dimtriy Gruzdev, disusul Amir Zargari dari Tabriz Petrochemical, Iran.
Harijanto menginstrukaikan pembalapnya menjaga ritme pada etape ketujuh. “Jangan sampai lengah, tetap konsisten. Ingat, jangan terlalu puas, dan tetap bertahan,” imbaunya. Selain itu dia juga mengingatkan kepda Herwin dan Hari agar kembali bekerja membawa Artem melewati tanjakan.
Pada etape ketujuh hari ini menempuh 210,6 km dari Changjiang-Wuzhishan, yang masih menyediakan dua tanjakan. Kategori 1 dikilometer 94,6 dengan ketinggian 430 mdpl dan kategori 1 di kilometer 202 dengan ketinggian hampir 800 m dpl. Setelah itu pembalap akan adu sprint di jalan yang menurun sepanjang 8,4 kilometer. (*)
Read More..

Monoton, Peringkat Herwin-Artemiy Naik Tiga Strip

* Tour of Hainan

DHANZOU-Impian Polygon Sweet Nice (PSN) memerbaiki peringkat di etape kelima dari Chengmai-Dhanzou, 171,2 km, Minggu (16/11), tidak terwujud. Seiring tidak banyak tantangan yang ditunjukkan seluruh peserta Tour of Hainan pada etape yang mulai memerebutkan satu tanjakan ini.
Pada etape kelima ini, hanya Timofeev Artemiy yang masuk rombongan besar bersama pemenang etape, Charles Huff dari Jelly Belly dengan catatan waktu sama, 3 jam, 55 menit, 22 detik. Artemiy hanya kalah posisi, karena dia masuk di posisi ke-35, bersama 43 pembalap.
Hasil ini tidak banyak mengubah posisi PSN di klasemen tim. PSN masih berada di peringkat ke-19 dengan catatan watku,59.14’02” dari 20 peserta. Tanjakan di kilometer ke-95 untuk memerebutkan Jaket Merah (King of Mountain) luput diraih pembalap PSN. “Hari ini kita kehilangan kesempatan, karena serangan terlalu dini,” terang Direktur PSN Harijanto Tjondrokusumo.
Serangan yang dilakukan Hari Fitrianto dianggap terlalu cepat, karena terjadi jauh sebelum perebutan KOM. Tak pelak serangan itu malah memberi kesempatan kepada pembalap lain. Hasilnya Hari Fitrianto malah finish jauh di belakang dua rekannya, Artemiy dan Herwin. Arek Probolinggo itu masuk di peringkat ke-100 tertinggal 32” detik dengan juara etape.
Keberhasilan Herwin dan Artemiy masuk di rombongan terdepan, memberi kesempatan naik di posisi klasemen. Herwin naik tiga strip dari 73 menjadi 70, dengan total waktu 19.42’47”. Sementara Artemiy naik tiga strip dari 100 ke 97 dengan total waktu, 19.47’34”. Sedangkan Hari malah melorot dari 85 ke 88 dengan total waktu 19.43’33”. catatan ini masih jauh dari pemimpin lomba atau pemilik jaket kuning yang dikuasai Boris Sphilevskiy dari Russia dengan total waktu, 19.23’10”.
Etape enam akan menempuh 135,5 km dari Danzhou-Changjiang. Etape keenam ini tersaji tiga KOM, di kilometer 32,2; 40,2; dan 63,5. “Saya kira di perebutan KOM ketiga cukup berat. Kurang lebih 10 km langsung menanjak dengan ketinggian 400 m dpl lebih, dengan altitude 50 derajat,” lanjutnya. Perebutan jaket merah dianggap paling berpeluang, karena PSN memiliki seorang climber.
Selain itu masih ada dua perebutan Intermediate Sprint (IS) di kilometer ke 53,7 dan 86,4. “Peluang kami untuk merebut King of Sprint sudah hilang, harapan kami di jaket merah, peluang masih ada,”imbuh pengusaha makanan itu. Masuk akal alasan ini, lantaran etape keenam memerebutkan tiga tanjakan, dengan dua tanjakan kategori 2 dan satu tanjakan kategori 3. (*)
Read More..

Sisakan Tiga Pembalap

* Tour of Hainan

CHENGMAI-Diluar dugaan hasil etape keempat Tour of Hainan muncul kejutan. Kali ini bukan banyaknya insiden, namun balapan yang menempuh jarak 161,7 km dari ibukota Pulau Hainan, Haikou menuju Chengmai, Kamis (15/11/2008) itu terpecah menjadi empat peleton besar, selain beberapa peleton kecil.
Serangan mendadak sejak start oleh pembalap timnas Malaysia membuat balapan mulai kacau di 0 kilometer. Padahal start baru saja dimulai dan etape masih menempuh jarak dan medan yang sama, flat. Sehingga rombongan sempat terpecah menjadi dua grup kemudian terpecah menjadi empat peleton.
Kondisi ini menyebabkan posisi tim balap sepeda Surabaya Polygon Sweet Nice (PSN) tidak berubah. Tim asal kota Surabaya itu berada di masih berada diperingkat 19 dengan total waktu 47 jam, 27 menit, 17 detik. Catatan ini tertinggal jauh dengan pimpinan lomba, timnas Polandia yang unggul 1.00’54” dengan PSN. Malahan di klasemen Asia mereka terlempar, seiring tidak finish-nya Christopher Antonius.
Sedangkan dua pembalap lainnya, Hari Fitrianto dan Herwin Jaya berada di rombongan besar atau rombongan kedua. Herwin finish di posisi ke-67 dengan catatan waktu 3.59’34. Dia tertinggal 18’31” dengan pemenang stage, Boris Sphilevsky dari timnas Russia. Sedangkan Hari Fitrianto finish di peringkat ke-88 dengan waktu 3.59’46. Sedangkan Timofeev Artemiy finish ke-101 dengan waktu 4.04’20”. Dia malah tertinggal jauh di rombongan paling belakang.
“Saya mempredikis pembalap menghemat tenaga untuk etape kelima. Karena etape kelima cukup berat,” terang Direktur PSN Harijanto Tjondrokusumo, yang sedikit kesal dengan hasil etape keempat ini. Dia menganggap strategi ini dianggap buang-buang energi. Masalahnya dua pembalap terdepan PSN tertinggal cukup jauh dengan pemenang etape.
Seharusnya dua pembalap terdepan PSN ikut kabur dari rombongan kedua, menuju peleton terdepan. Sebab banyak pembalap dari rombongan dibelakangnya ikut kabur menuju rombongan terdepan. Situasi ini menyebabkan posisi PSN sulit memerpendek catatan waktu. Katakanlah etape kelima PSN bisa memerpendek jarak atau memenangi etape, masih dirasa sulit.
Pada etape kelima akan menempuh jarak 171,2 km dari Chengmai-Danzhou dan memulai perebutan Jaket Merah atau King of Mountain di kilometer ke-98. “Apapun risikonya akan kita coba, meski berat,” tegas pengusaha makanan itu.
Profile stage etape kelima terdapat tanjakan yang ditempuh tidak terlalu tinggi. Ketinggian kurang dari 300 m dpl, namun harus dilalui “hanya” 13 km. Dengan sisa tiga pembalap, PSN mencoba mengerahkan sisa-sisa tenaga untuk melakoni pertempuran.
Sementara klasemen individu Herwin duduk di posisi ke-73 dengan waktu 15.47’26”, Hari duduk di posisi ke-85 dengan waktu 15.47’39”, dan Artemiy berada di posisi ke-100 dengan total waktu 15.52’12”. Sementara jaket kuning masih dimiliki Boris Sphilevsky dengan total waktu 15.27’48”. (*)
Read More..

GC Mulai Bergerak

* Tour of Hainan

HAIKOU-Perjuangan Polygon Sweet Nice (PSN) di etape ketiga Tour of Hainan mulai membawa hasil. Tim asal Suarbaya itu bisa memerbaiki posisi General Classification (GC/ klasemen perorangan). Tiga pembalap utama PSN, Herwin Jaya, Timofeev Artemiy, dan Hari Fitrianto memerbaiki posisinya.
Melakoni etape ketiga dari Wenchang-Haikou sejauh 148,3km, Kamis (14/11/2008) ketiganya secara berurutan menduduki peringkat ke 76, 77, dan 78. Sementara catatan waktu yang dimiliki ketiga pembalap ini juga berurutan. Herwin dan Timofeev memiliki total waktu sama, 11.47’52”. Sedangkan Hari terpaut satu detik.
Hasil memerbaiki peringkat sebelumnya yang hanya menduduki peringkat ke-79 hingga 81 yang dimiliki ketiga pembalap utamanya. Keberhasilan ini tak sebab karena perbaikan hasil di etape ketiga. Semua pembalap PSN masuk finish bersama pemenang etape ketiga, Bradd Huff dari tim Jelly Belly, Amerika Serikat dengan catatan waktu 3 jam, 31 menit, 06 detik.
Hampir seluruh pembalap masuk dalam rombongan besar secara bersamaan ketika melakukan adu sprint 800 m menjelang finish. Namun klasemen GC masih dipegang Boris Sphilevsky dari Russia dengan total waktu 11.46’58”, dan berhak mengenakan Yellow Jersey.
“Ini keberhasilan tim, karena lomba hari ini hampir tidak banyak insiden,” terang Direktur PSN, Harijanto Tjondrokusumo selepas balapan. Pada dua etape sebelumnya, cukup banyak masalah ban yang “menggoda” klub asal Surabaya itu. Padahal balapan kemarin jauh lebih sulit dibanding dua etape sebelumnya.
Terpaan angin tidak terlalu kencang, namun suhu udara cukup dingin. Demikian juga dengan medan rolling-rolling di 45 kilometer pertama, menyebabkan salah satu pembalap PSN, Christopher Antonius sempat drop. Namun dia berhasil kembali masuk rombongan dan memerbaiki posisi finish di peringkat ke-94.
Meski berhasil memerbaiki peringkat di klasemen GC, namun poisisi di klasemen tim maupun tim Asia tidak banyak berubah. PSN kukuh di posisi ke-19 dari 20 peserta total waktu 35.23’37”. catatan waktu ini mengantarkan PSN mnduduki posisi buncit atau 9 untuk klasemen Asia tim. “Kami akan balas di etape kelima. Hari ini etape tidak jauh berbeda dengan tiga stage sebelumnya,” urainya. (*)
Read More..

Belum Mengubah Klasemen

* Tour of Hainan

WENCHANG-Pelan namun pasti pembalap Polygon Sweet Nice (PSN) mulai menunjukkan perkembangan. Keempat pembalapnya berhasil memerbaiki posisi finish etape kedua, Kamis (13/11/2008). Menempuh jarak 159,4 km dari Xinlong menuju Wenchang, keempat pembalapnya mulai memerbaiki posisi.
Pembalap asal Russia, Timofeev Artemiy menempati posisi ke-22 atau dua tingkat lebih baik dari etape pertama. Demikian juga dengan Hari Fitrianto finish diposisi ke-53, disusul Herwin Jaya peringkat ke-76. Sementara satu pembalap muda, Christopher Antonius finish di posisi ke-105.
Selain memerbaiki hasil finish, setidanya keempat pembalap itu masuk dalam rombongan besar di depan. Bahkan catatan waktu yang dibukukan-pun sama dengan pemenang etape kedua kemarin. Dimana pemilik Yellow Jersey Boris Sphilevskhiy masuk di urutan pertama dengan catatan waktu, 4 jam 11 menit, dan 09 detik. Catatan ini sama dengan 110 pembalap yang masuk bersamaan saat adu sprint.
Sebetulnya Timofeev Artemiy bisa memerbaiki posisi finish, seandainya tidak mengalami masalah ban. Pembalap muda asal Russia itu lagi-lagi mengalami masalah ban belakang. “Kami puas dengan perjuangan anak-anak hari ini (kemarin siang). Mereka bisa memerbaiki posisi finish, meski belum bisa mengubah keadaan, terang Direktur PSN, Harijanto Tjondrokusumo.
Pengusaha makanan itu enggan menyalahkan masalah ban yang dihadapi Artem, sapaan Timofeev Artemiy. Namun dari dua etape yang sudah dilalui ini, sprinter mudan itu sudah menghabiskan empat ban. Hampir semua ban adalah ban belakang, dan satu lagi ban depan yang terjadi di etape pertama.
PSN sebetulnya pantas bersyukur kepada pembalap muda masa depannya, Christopher Antonius. Pembalap mungil itu mampu bersaing dengan pembalap-pembalap top, bahkan mampu finish dengan catatan waktu yang sama. "Cukup fantastis, mengingat dia belum genap dua tahun mengayuh pedal, dan langsung mengikuti balapan grade 2,1," puji Harijanto.
Padahal pada balapan kemarin, situasi cukup sulit untuk dilewati. Cuaca yang cukup dingin, berkisar 20 derajat celcius, ditambah dengan angin kencang, membuat seluruh pembalap berjalan lambat. Bahkan kecepatan yang dimiliki pembalap sejak start hingga 20 kilometer jelang finish hanya 38,1 km/ jam.
"Saya berada di posisi delapan besar sebelum memasuki jalan rusak di kilometer 5 jelang finish. Karena rusak itulah, saya harus mundur, tidak berani adu kecepatan di kondisi jalan rusak dan saya tidak ingin mengambil risiko. Harga yang saya bayar adalah dilalui rombongan besar,” aku Christopher. (*)

Hasil etape Dua
1. Boris Sphilevsky, Rusia 4.11’09”
2. Steffan Lofler, Giant + 0
3. (22) Timofeev Artemiy, PSN + 0
4. (53) Hari Fitrianto, PSN + 0
5. (76) Herwin Jaya, PSN + 0
6. (105) Christopher Antonius, PSN + 0

Klasemen GC
1. Boris Sphilevsky, Rusia 8.15’58”
2. Charles Huff, JBC 8.16’21”
3. (79) Herwin Jaya, PSN 8.16’46”
4. (80) Timofev Artemiy, PSN 8.16’46”
5. (81) Hari Fitrianto, PSN 8.16’47”
6. (119) Christopher Antonius, PSN 8.23’17”

Klasemen Point
1. Boris Sphilevsky, Rusia 38
2. Steffan Lofler, Giant 25
3. David Mc Cann, Giant 15

Klasemen Pembalap Asia
1. Dimitry Grusdev, Kazakhstan 8.16’23”
2. Li Fu Yu, Marcopolo 8.16’25”
3. (25) Herwin Jaya, PSN 8.16’46”
4. (26) Hari Fitrianto, PSN 8.16’47”
5. (52) Christopher Antonius, PSN 8.23’17”

Klasemen Tim
1. Jelly Belly, USA 24.49’23”
2. Denmark, Denmark 24.49’24”
3. Kazakhstan, Kazakhstan 24.49’26”
4. (19) PSN, Indonesia 24.50’19”
5. Cosmote Kastro, Yunani 24.50’26”

Klasemen Tim Asia
1. Kazakhstan, Kazakhstan 24.49’26”
2. China, China 24.49’47”
3. Meitan Hompo, Jepang 24.49’59”
4. Trek Marcopolo, China 24.50’02”
5. (9) PSN, Indonesia 24.56’50”
Read More..

Belum Mengubah Posisi

Tour of Hainan

XINGLONG-Tidak banyak perubahan hasil dari etape pertama Tour of Hainan. Menempuh jarak sejauh 163,5 km dari Sanya Bay menuju Xinglong, Rabu (12/11/2008) mayoritas peserta membukukan watu sama. Sehingga hasil klasemen sementara tidak banyak mengubah keadaan.
Demikian juga dengan hasil yang dibukukan tim Polygon Sweet Nice (PSN) Surabaya. Tim yang disponsori perusahaan makanan dan sepeda itu masih berada di posisi sebelumnya. Yakni di peringkat 19 dari 20 peserta Tour of Hainan.
Meski belum mengubah keadaan, setidaknya tiga dari empat pembalapnya masuk dalam rombongan terdepan dengan catatan waktu yang sama dengan pemenang. Pembalap asal Rusia, Timofeev Artemiy masuk di peringkat ke-24, disusul Herwin Jaya (86), dan Hari Fitrianto (91). Ketiga pembalap itu memiliki catatan waktu yang sama, 4 jam 1 menit 29 detik. Hasil tersebut sama dengan yang dibukukan pemenang etape kedua, Boris Shpilevsky dari timnas Russia.
Direktur PSN Harijanto Tjondrokusumo mengungkapkan bila hasil ini sudah cukup bagus. Terutama pujian kepada pembalap masa depan Christopher Antonius yang baru belajar. "Saya salut, karena ini adalah balapan internasional pertamanya, bahkan langsung ikut grade 2,1. Padahal dia sendiri baru belajar belum genap dua tahun,” terangnya.
Bukan berarti dia hanya memuji penampilan pembalap mudanya. Dia juga memuji perjuangan pembalap asal Rusia. Pembalap berusia 22 tahun itu cukup gigih melakoni pertempuran. Bahkan dia mengalami masalah dengan ban. Setidaknya dia harus dua kali berganti ban belakang dan sekali ban depan. Namun dia berhasil merangsek masuk hingga peleton terdepan.
“Memang dia yang saya harapkan bisa bersaing di medan flat, karena Artem adalah sprinter. Tidak salah bila dia saya kedepankan untuk bersaing dengan para sprinter,” imbuhnya. Meski dia dikedepankan, perjuangan dua rekannya, Hari Fitrianto dan Herwin Jaya tidak bisa dikecilkan. Keduanya merupakan pembuka jalan, sekaligus creator keberhasilan pembalap asal Russia itu. Seperti saat menempuh 40 km pertama, Hari dan Herwin cukup berperan.
Keberhasilan Boris menjuarai etape pertama ini mengantarnya berhak meraih Yellow Jersey atau pemimpin lomba. Dia memiliki total waktu 4.05’59”. Sementara pemilik jaket kuning sebelumnya Dmitriy Gruzdev (Kazakhstan) melorot ke peringkat kedua dengan selisih waktu 15”.
Kejadian cukup menegangkan terjadi 3 kilometer menjelang finish. Cukup banyak kecelakaan yang terjadi. Hal ini disebabkan jalan yang cukup lebar dan memungkinkan pembalap saling intai ketika adu sprint untuk saling mengalahkan. Selain itu, cara pembalap mencari ruang untuk memacu sepedanya juga menjadi penyebab banyaknya kecelakaan beruntu. (*)

Hasil Etape pertama
1. Boris Shpilevsky, Rusia 4.01’29”
2. ( peringkat ke-24) Timofeev Artemiy, PSN + 0
3. (86) Herwin Jaya, PSN + 0
4. (91) Hari Fitrianto, PSN +0
5. Christopher Antonius, PSN 4.07’22”

Klasemen Individu (GC)
1. Boris Shpilevsky, Rusia 4.04’59”
2. Dmitry Gruzdev, Kazakhstan 4.05’14”
3. (81) Herwin Jaya, PSN 4.05’37”
4. (82) Timofeev Artemiy, PSN 4.05’37”
5. (83) Hari Fitrianto, PSN 4.05’38”
6. (123) Christopher Antonius, PSN 4.12’08”

Klasemen Point
1. Boris Shpilevsky, Rusia 24
2. Andreas Schllinger, TSP 12
3. Stefan Loffler, Giant 10
Read More..