SIDOARJO-Lama menghilang sejak tahun 2004, kejuaraan balap sepeda Bupati Sidoarjo Cup dirancang kembali hadir. Tanggal pelaksanaannya-pun sudah disiapkan, yaitu 15 Februari dengan melombakan empat kelompok umur sekaligus.
Seperti kejuaraan bupati/ wali kota, pihak penyelenggara melombakan empat kelas, pemula, junior, senior, dan veteran. Menariknya diajang ini kemungkinan tidak melombakan kelompok putri, karena minimnya jumlah pembalap putri di Indonesia.
Munaji panpel Bupati Sidoarjo Cup VI mengungkapkan kejuaraan ini untuk membangkitkan kembali olahraga balap sepeda di Sidoarjo. "Ajang ini sudah lama terhenti sejak tahun 2004. Kami ingin piala Bupati Sidoarjo Cup menjadi agenda tahunan seperti kejuaraan balap sepeda lainnya," terangnya, Minggu (18/01/2009) sore.
Bupati Sidoarjo Cup 2009 hanya melombakan nomor kriterium dan tidak melombakan nomor road race. Nomor kriterium dianggap cukup populer dan bisa ditonton karena cukup meriah. Sedangkan nomor road race dianggap cukup repot karena harus menutup jalan raya, ratusan kilometer dan cukup banyak biaya yang harus dikeluarkan.
Dikatakan Munaji yang juga pelatih Araya itu, lokasi lomba Bupati Sidoarjo Cup akan ditempatkan di kawasan perumahan Taman Pinang. Sebelumnya ada rencana Piala Bupati Sidoarjo Cup akan ditempatkan di alun-alun kota. "Kebetulan jalan raya di Taman Pinang, habis diperbaruhi dan kondisinya cukup mulus. Selain itu, arus lalu-lintas kendaraan tidak terlalu ramai, tetapi cukup padat penduduk," imbuh bapak dua anak itu.
Panjang jarak yang akan ditempuh dari empat kelompok umur sudah ditentukan. Untuk pemula 20 km, junior 30 km, senior 50 km, dan veteran 15 km. Dilombakannya kelompok veteran ini tak sebab cukup banyak peminatnya. Bahkan kejuaraan Wali Kota Mojokerto Cup lalu cukup banyak peserta dari kelompok veteran.
Munaji menambahkan Bupati Sidoarjo Cup ini terbuka untuk umum. Sehingga seluruh klub maupun pengkot/ pengkab ISSI se-Indonesia bisa turun.
Hanya peserta asing belum bisa dihadirkan dalam ajang ini. "Untuk sementara tim lokal Indonesia dulu. Untuk peserta asing, kami belum bisa memastikan," imbuhnya. Bupati Sidoarjo Cup VI ini Munaji juga ingin memantau atlet-atlet yang dipersiapkan mengikuti Porprov 2009. "Bukan seleksi, tapi pantauan saja," tandasnya. (*)
Read More..
Minggu, 18 Januari 2009
Senin, 12 Januari 2009
Februari, ISSI Surabaya Gelar Piala KONI
Februari ISSI Surabaya Gelar Piala KONI
SURABAYA-Molornya pelaksanaan Piala KONI Surabaya 2008, memaksa ISSI Surabaya menggelarnya ditahun 2009. Permasalahan ini diakui karena padatnya jadwal dan kegiatan balap sepeda di Surabaya akhir tahun 2008.
Kali ini ISSI Surabaya sengaja memundurkan jadwal pelaksanaan Piala KONI hingga bulan Februari. Bulan tersebut dipilih karena musim libuan sudah selesai dan diharapkan pesertanya membludak seperti turnamen Piala Wali Kota Mojokerto.
Seperti disampaikan Humas ISSI Surabaya, Joan Narotama bila pelaksanaan Piala KONI Surabaya digelar tahun 2009. "Kemungkinan tahun ini pelaksanaan Piala KONI menjadi dua, yang pertama pelaksanaan tunda dan yang kedua agenda tahunan di penghujung 2009," urainya, Senin (12/1/08). Piala KONI Surabaya merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan KONI Surabaya. Sementara cabor balap sepeda baru dua edisi ini menggelar kejuaraan yang digagas Ketua Umum KONI Surabaya sebelumnya.
Piala KONI ini harus segera digelar lantaran KONI Surabaya 2008 memiliki ancaman serius. KONI Surabaya berhak menghapus cabor bila tidak segera melaksanakan dua event yang digagas, seperti Piala Wali Kota dan Piala KONI Surabaya. Bila salah satu ajang tersebut tidak digelar, cabor bersngkutan tidak mendapat kucuran dana dari KONI. Hal ini yang membuat ISSI Surabaya mau tidak mau harus menggelar Piala KONI, bila tidak ingin ditendang KONI Surabaya.
Digelarnya Piala KONI bulan depan tak lepas dari pengalaman ISSI Mojokerto yang sukses menggelar ajang usainya musim liburan. Sehingga peserta yang dijaring membludak hingga dari luar kota, karena nomor yang dilombakan juga cukup banyak. Mulai dari kelompok umur, usia dini, pelajar, pemula, junior, senior hingga veteran juga dilombakan.
Sementara untuk nomor-nomor yang akan dilombakan belum ditentukan. "Kami masih menunggu rapat, hari Selasa besok sambil menunggu kedatangan ketua umum (Ketua Umum ISSI Surabaya, Sutanto Hadisuseno). Kebetulan ketua umum sedang keluar kota," paparnya. Kemungkinan Piala KONI Surabaya ini dijadikan seleksi penjaringan atlet menunju Porprov. (*) Read More..
SURABAYA-Molornya pelaksanaan Piala KONI Surabaya 2008, memaksa ISSI Surabaya menggelarnya ditahun 2009. Permasalahan ini diakui karena padatnya jadwal dan kegiatan balap sepeda di Surabaya akhir tahun 2008.
Kali ini ISSI Surabaya sengaja memundurkan jadwal pelaksanaan Piala KONI hingga bulan Februari. Bulan tersebut dipilih karena musim libuan sudah selesai dan diharapkan pesertanya membludak seperti turnamen Piala Wali Kota Mojokerto.
Seperti disampaikan Humas ISSI Surabaya, Joan Narotama bila pelaksanaan Piala KONI Surabaya digelar tahun 2009. "Kemungkinan tahun ini pelaksanaan Piala KONI menjadi dua, yang pertama pelaksanaan tunda dan yang kedua agenda tahunan di penghujung 2009," urainya, Senin (12/1/08). Piala KONI Surabaya merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan KONI Surabaya. Sementara cabor balap sepeda baru dua edisi ini menggelar kejuaraan yang digagas Ketua Umum KONI Surabaya sebelumnya.
Piala KONI ini harus segera digelar lantaran KONI Surabaya 2008 memiliki ancaman serius. KONI Surabaya berhak menghapus cabor bila tidak segera melaksanakan dua event yang digagas, seperti Piala Wali Kota dan Piala KONI Surabaya. Bila salah satu ajang tersebut tidak digelar, cabor bersngkutan tidak mendapat kucuran dana dari KONI. Hal ini yang membuat ISSI Surabaya mau tidak mau harus menggelar Piala KONI, bila tidak ingin ditendang KONI Surabaya.
Digelarnya Piala KONI bulan depan tak lepas dari pengalaman ISSI Mojokerto yang sukses menggelar ajang usainya musim liburan. Sehingga peserta yang dijaring membludak hingga dari luar kota, karena nomor yang dilombakan juga cukup banyak. Mulai dari kelompok umur, usia dini, pelajar, pemula, junior, senior hingga veteran juga dilombakan.
Sementara untuk nomor-nomor yang akan dilombakan belum ditentukan. "Kami masih menunggu rapat, hari Selasa besok sambil menunggu kedatangan ketua umum (Ketua Umum ISSI Surabaya, Sutanto Hadisuseno). Kebetulan ketua umum sedang keluar kota," paparnya. Kemungkinan Piala KONI Surabaya ini dijadikan seleksi penjaringan atlet menunju Porprov. (*) Read More..
Rabu, 07 Januari 2009
Araya Ikuti Alpen Trophy
SIDOARJO-Tak mau kalah dengan tim-tim lain, Araya Cycling Team juga menyiapkan diri mengikuti Alpen Trophy. Salah satu tim tangguh dari Sidoarjo itu menyatakan diri ambil bagian dalam rangkaian balapan Alpen Trophy 7-15 Maret di Jawa Barat.
Kabar ini disampaikan langsung pelatih Araya, Munaji, Rabu (7/1/2009) sore. Dia mengungkapkan ajang ini merupakan kompetisi perdana Araya diawal tahun 2009, sebelum melakoni rangkaian sejumlah balapan lainnya di tanah air.
Alpen Trophy ini tidak hanya dijadikan momen untuk memoles pembalap-pembalap mudanya. Maklum, sejak dua tahun terakhir ini, komposisi Araya lebih banyak dihuni pembalap-pembalap muda. "Mereka (pembalap) masih muda dan butuh lebih banyak pengalaman agar makin terasah," terang pelatih yang juga berprofesi sebagai guru SD Wonokromo, Surabaya itu.
Saat ini Araya masih memiliki lima pembalap, dan empat diantaranya merupakan pembalap muda. Satu pembalap seniornya adalah Kaswanto yang saat ini dipanggil KONI Pusat mengikuti Training Center (TC) jangka panjang, Program Atlet Andalan (PAL). Sedangkan empat pembalap lainnya adalah Eka Bayu, Awang Sambodo, Yuli Harianto, dan Robin Manulang.
Nama terakhir saat ini berada di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Seperti pada PON XVII, Robin membela Kaltim dan saat mengikuti Tour de Indonesia lalu, dia juga memerkuat Kukar. "Memang sebelum ini, dia adalah anak didik saya yang kini memerkuat klub lain. Kemungkinan kalau Kukar tidak meminta, akan saya sertakan dalam Alpen Trophy nanti," imbuhnya.
Dia tidak banyak menebar target dua bulan jelang pelaksanaan ini. "Terlalu jauh kalau kita berbicara target. Sementara di Tour de Indonesia lalu, kita juga belum terlalu bagus, namun masih bisa mencuri kesempatan," lanjutnya.
Araya sengaja tidak menambah pasukan karena diakui kondisi ekonomi seperti ini cukup sulit. Bahkan untuk membiayai lima pembalap saja, Munaji mengaku kedodoran dari sisi finansial. Kebetuan Kaswanto dipanggil mengikuti pelatnas, praktis tidak banyak biaya yang dikeluarkan. Dia berharap, dengan mengikuti kejuaraan bisa menggaet babak angkat maupun hadiah untuk menghidupi sendiri.
"Kalau menambah pembalap mungkin tidak, karena kondisi ekonomi saat ini tidak bersahabat. "Saat ini mereka saya kirim ke dareah masing-masing untuk mengikuti latihan. Sedangkan pembalap yang berada di Surabaya atau Sidoarjo, tetap latihan bersama kami," tandasnya. (*) Read More..
Kabar ini disampaikan langsung pelatih Araya, Munaji, Rabu (7/1/2009) sore. Dia mengungkapkan ajang ini merupakan kompetisi perdana Araya diawal tahun 2009, sebelum melakoni rangkaian sejumlah balapan lainnya di tanah air.
Alpen Trophy ini tidak hanya dijadikan momen untuk memoles pembalap-pembalap mudanya. Maklum, sejak dua tahun terakhir ini, komposisi Araya lebih banyak dihuni pembalap-pembalap muda. "Mereka (pembalap) masih muda dan butuh lebih banyak pengalaman agar makin terasah," terang pelatih yang juga berprofesi sebagai guru SD Wonokromo, Surabaya itu.
Saat ini Araya masih memiliki lima pembalap, dan empat diantaranya merupakan pembalap muda. Satu pembalap seniornya adalah Kaswanto yang saat ini dipanggil KONI Pusat mengikuti Training Center (TC) jangka panjang, Program Atlet Andalan (PAL). Sedangkan empat pembalap lainnya adalah Eka Bayu, Awang Sambodo, Yuli Harianto, dan Robin Manulang.
Nama terakhir saat ini berada di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Seperti pada PON XVII, Robin membela Kaltim dan saat mengikuti Tour de Indonesia lalu, dia juga memerkuat Kukar. "Memang sebelum ini, dia adalah anak didik saya yang kini memerkuat klub lain. Kemungkinan kalau Kukar tidak meminta, akan saya sertakan dalam Alpen Trophy nanti," imbuhnya.
Dia tidak banyak menebar target dua bulan jelang pelaksanaan ini. "Terlalu jauh kalau kita berbicara target. Sementara di Tour de Indonesia lalu, kita juga belum terlalu bagus, namun masih bisa mencuri kesempatan," lanjutnya.
Araya sengaja tidak menambah pasukan karena diakui kondisi ekonomi seperti ini cukup sulit. Bahkan untuk membiayai lima pembalap saja, Munaji mengaku kedodoran dari sisi finansial. Kebetuan Kaswanto dipanggil mengikuti pelatnas, praktis tidak banyak biaya yang dikeluarkan. Dia berharap, dengan mengikuti kejuaraan bisa menggaet babak angkat maupun hadiah untuk menghidupi sendiri.
"Kalau menambah pembalap mungkin tidak, karena kondisi ekonomi saat ini tidak bersahabat. "Saat ini mereka saya kirim ke dareah masing-masing untuk mengikuti latihan. Sedangkan pembalap yang berada di Surabaya atau Sidoarjo, tetap latihan bersama kami," tandasnya. (*) Read More..
Sabtu, 03 Januari 2009
Sepeda Pastikan Nomor
Porprov
MALANG-Cabang olahraga balap sepeda telah memastikan nomor-nomor yang akan dilombakan pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) II/ 2009 di Malang. Keputusan ini diambil setelah panpel cabor sepeda berkonsultasi dengan KONI Jatim dan Pengprov ISSI Jatim.
Hasilnya diputuskan hanya empat nomor yagn dilombakan, road race putra-putri, MTB Cross Country (XC) putra-putri, BMX Cross putra-putri, dan kriterium putra-putri. Sementara nomor Track dan Down Hill (DH) sengaja tidak dilombakan karena minimnya jumlah peserta.
Panpel cabor balap sepeda, Sugeng Trihartono menyatakan empat nomor ini sudah disetujui ketiga pihak. Sebelumnya dia mengusulkan agar nomor Track dan DH dilombakan. “Karena kami memiliki fasilitas berupa vellodromme yang bisa dimanfaatkan melombakan track. Tapi banyak daerah yang keberatan, karena tidak memiliki atlet,” terangnya, Sabtu (3/1/2009) Malang. Demikian juga dengan DH dianggap minim peserta. Sehingga nomor ini juga dihapus.
Dua nomor ini sebetulnya identik dengan kota Malang yang cukup banyak melahirkan atlet MTB baik XC maupun DH serta nomor Track. Sehingga banyak daerah yang keberatan karena dua nomor ini akan dikuasai kota Apel itu. Namun Tono, sapaan Sugeng Trihartono, sebetulnya menampik bila Malang akan menguasai nomor ini.
Dia menunjuk sejumlah atlet asal Lumajang, Madiun, dan kota lain mengikuti latihan di Malang. “Memang banyak atlet dari luar kota latihan di Malang. Tapi KONI Jatim tetap menolak, karena jumlah pesertanya kurang dari 6 daerah,” terangnya. Pria yang juga Komisi Teknik ISSI Malang itu tidak bisa menutupi rasa kecewanya karena tidak semua nomor dilombakan. Namun dia juga harus realistis karena tidak banyak daerah yang memiliki atlet di dua nomor ini.
Sementara untuk venues yang akan digunakan, Tono mengaku sudah menyiapkan lokasi. Untuk nomor BMX Cross sudah pasti di sekitara Velllodromme Sawojajar. Lokasi ini sukses menggelar ASEAN Cup Agustus 2008 lalu. Sedangkan nomor MTB XC dipilih di lokasi kawasan Buring dan sudah pernah digunakan sebagai tempat seleknas nomor MTB tahun 2007.
Untuk dua nomor road race dan kriterium diakui masih belum diputuskan. “Sebetulnya saya banyak memiliki alternatif. Tapi kami perlu berbicara dengan ISSI Jatim dan PB Proprov, untuk proses perizinan. Karena nomor ini biayanya mahal hanya menutup jalan. Bocoran yang diterima, nomor kriterium tengah diperjuangkan agar bisa dilombakan di Balai Kota Malang. Alasannya jalannya relatif lebih mulus dan bisa disaksikan hampir seluruh warga kota Malang. (*) Read More..
MALANG-Cabang olahraga balap sepeda telah memastikan nomor-nomor yang akan dilombakan pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) II/ 2009 di Malang. Keputusan ini diambil setelah panpel cabor sepeda berkonsultasi dengan KONI Jatim dan Pengprov ISSI Jatim.
Hasilnya diputuskan hanya empat nomor yagn dilombakan, road race putra-putri, MTB Cross Country (XC) putra-putri, BMX Cross putra-putri, dan kriterium putra-putri. Sementara nomor Track dan Down Hill (DH) sengaja tidak dilombakan karena minimnya jumlah peserta.
Panpel cabor balap sepeda, Sugeng Trihartono menyatakan empat nomor ini sudah disetujui ketiga pihak. Sebelumnya dia mengusulkan agar nomor Track dan DH dilombakan. “Karena kami memiliki fasilitas berupa vellodromme yang bisa dimanfaatkan melombakan track. Tapi banyak daerah yang keberatan, karena tidak memiliki atlet,” terangnya, Sabtu (3/1/2009) Malang. Demikian juga dengan DH dianggap minim peserta. Sehingga nomor ini juga dihapus.
Dua nomor ini sebetulnya identik dengan kota Malang yang cukup banyak melahirkan atlet MTB baik XC maupun DH serta nomor Track. Sehingga banyak daerah yang keberatan karena dua nomor ini akan dikuasai kota Apel itu. Namun Tono, sapaan Sugeng Trihartono, sebetulnya menampik bila Malang akan menguasai nomor ini.
Dia menunjuk sejumlah atlet asal Lumajang, Madiun, dan kota lain mengikuti latihan di Malang. “Memang banyak atlet dari luar kota latihan di Malang. Tapi KONI Jatim tetap menolak, karena jumlah pesertanya kurang dari 6 daerah,” terangnya. Pria yang juga Komisi Teknik ISSI Malang itu tidak bisa menutupi rasa kecewanya karena tidak semua nomor dilombakan. Namun dia juga harus realistis karena tidak banyak daerah yang memiliki atlet di dua nomor ini.
Sementara untuk venues yang akan digunakan, Tono mengaku sudah menyiapkan lokasi. Untuk nomor BMX Cross sudah pasti di sekitara Velllodromme Sawojajar. Lokasi ini sukses menggelar ASEAN Cup Agustus 2008 lalu. Sedangkan nomor MTB XC dipilih di lokasi kawasan Buring dan sudah pernah digunakan sebagai tempat seleknas nomor MTB tahun 2007.
Untuk dua nomor road race dan kriterium diakui masih belum diputuskan. “Sebetulnya saya banyak memiliki alternatif. Tapi kami perlu berbicara dengan ISSI Jatim dan PB Proprov, untuk proses perizinan. Karena nomor ini biayanya mahal hanya menutup jalan. Bocoran yang diterima, nomor kriterium tengah diperjuangkan agar bisa dilombakan di Balai Kota Malang. Alasannya jalannya relatif lebih mulus dan bisa disaksikan hampir seluruh warga kota Malang. (*) Read More..
Langganan:
Postingan (Atom)