SURABAYA-Harapan publik Indonesia menyaksikan tim balap sepeda Continental Team masih ada. Itu setelah tim Polygon Sweet Nice (PSN) berupaya mendaftar, meski terlambat mengirim data ke badan balap sepeda dunia (UCI), Senin (2/2/2009). Hal ini diungkapkan Direktur PSN, Harijanto Tjondrokusumo menyangkut belum adanya nama PNBS di website UCI.
Pengusaha makanan itu menjelaskan timya sudah di registrasi ke UCI akhir Desember 2008. Dalam pendaftaran itu baru menyertakan sebagian kecil nama pembalapnya. Harijanto menerangkan ada aturan UCI ada batas minimum pembalap yang tergabung dalam tim Continental.
“Baru hari ini (Senin kemarin) kami mengirim data ke UCI melalui PB ISSI, termasuk kelengkapan pembalap,” aku Harijanto. Keterlambatan ini diakui tanpa disengaja lantaran kubu PSN memiliki planing memecah tim. Mulai tahun 2009 kekuatan PSN akan terbagi dalam dua tim, tim Asia Timur dan Tenggara, sedangkan tim lainnya mengikuti kalender race di Asia Tengah dan Barat.
Tim yang terjun di balapan Asia Tengah dan Barat terdiri dari pembalap-pembalap Eropa Timur, utamanya pecahan Uni Soviet. Seperti Yevgeniy Yakovlev, Vyacheslav Dyadichkin, Timofeev Artemiy dan sejumlah pembalap asal Russia lainnya. Sedangkan untuk balapan di Asia Timur dan Tenggara, PSN mayoritas menurunkan pembalap Indonesia, seperti Hari Fitrianto, Herwin Jaya, Antonius Christopher, Jimmy Pranata, dan satu pembalap muda sal Kazakhstan, Alexander Dyadichin.
Kecuali bila di Asia terdapat balapan Hors Class (HC) atau minimal 2.1, PSN akan menurunkan the best team. “Kami akan menggabungkan dua kekuatan, berdasarkan skala prioritas,” cetusnya. Dia mencontohkan balapan sekelas Le Tour de Langkawi dan Tour of Hainan akan diperkuat pembalap terbaiknya.
Keterlambatan ini pula yang menyebabkan PSN gagal mengikuti balapan 2.HC atau Le Tour d Langkawi. “Pihak penyelenggara tidak mau tahu soal kondisi kita. Sebetulnya PSN sudah di register ke UCI, namun karena tidak komplit, maka nama kami tidak di publish. Sehingga penyelenggara Le Tour de Langkwi tidak mengundang,” bebernya.
Dengan sistem seperti ini, manajemen PSN mengaku bisa menghemat tenaga (uang). PSN mencontohkan memberangkatkan pembalap dari Eropa ke Asia Timur dianggap mahal. Sementara mengikuti mengikuti tour di kawasan Asia Barat dan Tengah, seperti Tour of Azerbaijan, President Tour of Iran, atau Kerman Cup dan sejumlah tour lainnya, jauh lebih murah.
Tiket dari Eropa Timur ke Asia Tengah dan Barat, hanya membutuhkan uang tidak lebih dari US$ 200. Sedangkan berangkat dari Indonesia setidaknya membutuhkan biaya hampir US$ 2000. “Kami ingin penghematan, tetapi menghasilkan prestasi. PSN ingin berfikir cerdas,” tandasnya. (*)
Senin, 02 Februari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar