PADANG-Masa penantian dan pesiapan peserta Tour de Singkarak telah berakhir. Mulai Rabu (30/4/2009) balapan grade 2,2 pertama di Sumatra Barat itu dimulai. Pada etape pertama ini melombakan nomor Team Time Trial (TTT), sepanjang 4,4 km di kota Padang.
Tentu pada etape pertama ini akan menjadi pijakan bagi sejumlah tim untuk mengukur kemampuan sprint yang dimiliki. Etape pertama dengan nomor TTT semuanya serba mungkin di lintasan flat.
Seluruh peserta dipastikan menurunkan enam pebalapnya secara optimal untuk memerebutkan klasemen tim dan perorangan. Regulasi nomor ini mencatat empat pebalap finish terdepan masing-masing tim untuk diakumulasikan catatan waktunya. Dipsatikan masing-masing tim mengayuh pedalnya untuk mengumpulkan waktu terbaik.
Nomor TTT ini bukan barang baru. Ironisnya nomor hampir tidak pernah dilombakan baik dikawasan Asia maupun Indonesia sendiri. “Apapun bisa saja terjadi. Tergantung bagaimana masing-masing tim itu sendiri,”terang manajer Tim PAL Indonesia , Endang Subagyo. Tim PAL menurunkan kekuatan penuh, Samai, Tonton Susanto, Ryan Ariehan, Kaswanto, dan Angga Fredly.
Dari lima pebalap ini PAL memiliki komposisi ideal. Dimana terdapat seorang climber Tonton Susanto, dan dua sprinter Kaswanto dan Samai. Sementara Angga dan Ryan memiliki kemampuan komplit. Baik menanjak maupun bertarung di medan sprint.
“Khusus untuk TTT, kita butuh kecepatan optimal, dan berusaha menjadi yang terbaik,” imbuh Endang. Sebelumnya tiga pebalap tim PAL belum lama ini mengikuti Jelajah Malaysia yang tergabung di klub L2A, Malaysia. Hasilnya Tonton masuk posisi ke-10 General Classification (GC) by Time. Sedangkan Samai mengalami tabrakan di etape ketujuh. Sementara Ryan berhasil finish, meski tak sebaik Tonton.
"Ketiganya baru pulang dari Malaysia, dan butuh waktu istirahat cukup. Sedangkan Angga dan Kaswanto memiliki masa persiapan yang lebih baik," imbuh Endang. Dia menilai hasil Samai dan Tonton tidak terlalu jelek, hanya kurang beruntung.
Sementara tim Polygon Sweet Nice menilai etape pertama ini berharap bisa mendapat hasil baik. "Nomor TTT umumnya milik pebalap track. Sedangkan tim kami rata-rata pebalap road race. Jadi agak sulit untuk bersaing," terang Direktur Polygon Sweet Nice, Harijanto Tjondrokusumo.
“Bukan berarti kami pesimis, tetapi saya realistis. Saya berusaha agar tim ini tidak duduk di posisi paling bawah,” imbuhnya. Terlebih dia menganggap tim ini telah mengalami perubahan sejak musim 2008-2009 dimulai. Dimana manajemen baru saja mendatangkan sejumlah pebalap baru dan rata-rata relative lebih muda.
Misuteru Tanaka manajer Aisan Racing Team menganggap nomor TTT adalah kesukannya. “Kami sedikit diuntungkan dengan nomor ini, karena pebalap kami rata-rata jago TTT. Saya berharap bisa memenangi etape ini,” terang manajer-pelatih yang akrab disapa Johny itu, melalui penerjemah Nana Watarai. Lebih jauh, tim asal Jepang rata-rata unggul dalam urusan sprint, karena nomor ini memang milik pebalap track.(*)
Rabu, 29 April 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar