*Tour Indonesia
SURABAYA-Satu hari istirahat dari balapan tidak banyak mengubah klasemen. Memasuk etape keenam, Jogjakarta-Madiun kemarin tidak memengaruhi hasil. Setidaknya kemenangan yang diukir pembalap Belanda Wim Spijkerboer yang tergabung dalam tim Kualalumpur Cycling Team merebut etape.
Dia memiliki catatan waktu, 3 jam, 50 menit, 07 detik. Dia masuk bersama lima pembalap lainnnya yang memiliki catatan waktu sama. Mereka adalah Nunung Burhanudin (ISSI Jabar), Robin Manulang (Kukar), Bayu Satrio , dan Andika Rianto (keduanya dari BKCC) yang berselisih dua detik.
Menempuh medan datar sepanjang 170,9 km dari Jogjakarta menuju Madiun tidak banyak memberi tantangan. Kekhawatiran perubahan cuaca tidak begitu berarti. Namun prediksi menjaga posisi klasemen masih kental mewarnai balapan. Sehingga serangan lebih banyak dilakukan pembalap-pembalap yang berupaya memerpendek jarak.
Ini bisa dilihat dari hasil lomba yang sepenuhnya dikuasai pembalap-pembalap rawan. Artinya mereka ingin memerpendek jarak dengan pembakap yang berada di posisi atas klasemen. Seperti Wim sendiri pada etape sebelumnya finish di posisi paling buncit. “Saya senang dengan hasil ini. Sebab, catatan waktu saya tertinggal jauh, sekitar 30 menit dengan yellow jersey,” akunya.
Meski berhasil memenangi lomba, posisinya belum aman. Maklum pemilik Yellow Jersey Ghader Mizbani (Tabriz Petrochemical) masih kukuh di pucuk klasemen. Dia memiliki total waktu 23.21'03”. Demikian juga dengan dua rekannya, Amir Zargari dan Hossein Jahanbanian masih mengamankan posisi rekannya.
Demikian juga dengan para pembalap lokal Endra Wijaya (CCC) dan Hari Fitrianto merupakan dua pembalap muda yang masih bertahan di lima besar klasemen umum. Endra di posisi keempat selisih 1'23” dan Hari di peringkat kelima terpaut 3'14” dengan pemimpin lomba.
Tidak ada perubahan ini disebabkan para pemimpin lomba cuku bermain aman. Minimal mereka masuk finish dan dengan catatan waktu yang relatif aman. Para pembalap papan atas ini cukup finish minimal masuk 20 besar dengan waktu aygn tidak terpaut dengna pemenang etape.
Dari Surabaya, mantan sprinter nasional Herijanto Setiawan menilai hasil Tour de Indonesia 2008 sudah sepantasnya diberikan kepada pembalap muda. Hampir separo perjalanan balapan ini pembalap-pembalap muda mulai bermunculan. “Saat ini sudah waktunya bagi PB ISSI memberi kesempatan kepada pembalap muda, agar kemampuan dan pengalaman mereka lebih terasah,” terang Ateng, sapaannya melalui e-mail.
Selama mengikuti perkembangan TdI 2008, sejumlah pembalap muda mulai unjuk gigi. Dia menyebut tim CCC Solo dengan Endra Wijaya, PSN dengan Hari Fitrianto dan JCC dengan Rasta Patrianya berhasil menembus dominasi pembalap tua. Bahkan mereka masuk dalam jajaran 5 besar pembalap nasional terbaik. (*)
Selasa, 09 Desember 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar